Suara.com - Kasus gangguan ginjal akut misterius terus bertambah setiap harinya, dengan sebagian di antaranya meninggal dunia. Bagaimana peluang kesembuhan pasien penyakit ini menurut dokter anak?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan penderita gagal ginjal akut misterius bisa sembuh secara total. Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK), Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) dalam virtuan media briefing, Selasa (19/10/2022).
Dalam pernyataannya, Dokter Eka mengatakan, gangguan ginjal akut misterius yang belum lama ini meningkat bisa sembuh secara total. Bahkan ketika gangguan tersebut telah mencapai stadium 3 atau dikenal dengan sebutan gagal ginjal akut.
“Semakin dini terapinya di stadium 1 dan 2 maka semakin baik. Tapi gangguan ginjal akut meskipun telah mencapai stadium 3 atau gagal ginjal akut tetap bisa pulih secara total, “ ucap Dokter Eka.
Para penderita gangguan ginjal akut atau dikenal gagal ginjal akut ini biasakan akan melakukan terapi hemodialisis. Nantinya terapi ini akan membuang zat-zat atau kotoran melalui penyaringan di luar tubuh. Terapi yang satu ini juga lebih sering dikenal dengan nama cuci darah.
Dokter Eka menjelaskan, ketika anak mengalami gangguan ginjal akut misterius, ia bisa sembuh total bahkan tidak perlu melakukan hemodialisis kembali. Fungsi ginjal anak tersebut juga bisa bekerja secara normal kembali.
“Ini bisa sembuh total, bahkan yang tadinya stadium 3 dan memerlukan hemodialisis, bisa lepas dialisisnya dan fungsi ginjalnya bisa kembali normal,” jelas Dokter Eka.
Meski demikian, para penderita yang sembuh dari gangguan ginjal akut misterius ini berisiko mengalami masalah yang sama ketika dirinya berada di usia dewasa muda.
“Namun, dia berisiko jika terkena infeksi berat. Itu secara teoritis berisiko mengalami gangguan ginjal lagi. Sekitar 30 persen dia bisa mengalami penyakit ginjal kronik ketika di dewasa muda,” sambung Dokter Eka.
Terkait gangguan ginjal akut misterius yang membutuhkan terapi dialisis atau cuci darah masih menjadi tantangan hingga saat ini. Pasalnya, dialisis biasa dilakukan pada orang tua. Sementara biasanya pada anak-anak yang membutuhkan terapi ini masih sedikit.
Oleh sebab itu, belum banyak tempat yang menyediakan terapi ini untuk anak-anak. Itu juga yang menjadi kesulitan pengobatan jika infeksi yang dialami cukup parah.
“Kesulitannya karena dialisis ini anak kecil, tidak semua tempat bisa dikerjakan. Biasanya dilakukan di orang tua. Kondisi anak yang membutuhkan dialisis itu jauh angkanya sehingga tidak menyediakan di banyak tempat,” pungkas Dokter Eka.
Berita Terkait
-
Kini Tak Boleh Tangani Pasien BPJS, Ketua IDAI Ungkap Alasan Tolak Dimutasi: Ada Pelanggaran Serius
-
Dedi Mulyadi Berencana Atur Siswa Jabar Masuk Jam 6 Pagi, Dokter Anak: Ganggu Perkembangan
-
50 Ribu Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan, IDAI Soroti Masih Kurangnya Fasilitas RS
-
IDAI Kritik Kemenkes Mutasi dr Piprim dari RSCM: Menurunkan Kualitas Subspesialis Kardiologi Anak
-
Benarkah Pasien Penyakit Ginjal Kronis Dilarang Makan Buah? Ini Penjelasan Dokter
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien