Suara.com - Masyarakat dunia kini kembali digemparkan dengan Tragedi malam Halloween yang terjadi di Itaewon, Korea Selatan Minggu (30/10/2022) dini hari. Padahal sebelumnya, terjadi insiden berdarah yakni Tragedi Kanjuruhan pada awal bulan Oktober ini.
Kedua kejadian tersebut saling terkait erat lantaran terjadi berkat adanya kerumunan yang tak terkendali. Bahkan kedua kejadian tersebut menelan ratusan korban jiwa akibat kerumunan.
Insiden Itaewon dan Tragedi Kanjuruhan sama-sama menunjukkan bahwa kerumunan yang tak terkontrol dapat menyebabkan petaka, bahkan kematian.
Lantas, bagaimana bisa kerumunan menyebabkan ratusan orang meninggal dunia? Berikut penjelasan menurut ilmu medis.
Sebabkan sesak nafas hingga henti jantung
Kerumunan massa ternyata dapat mengakibatkan sesak nafas bagi orang-orang yang turut berada di dalamnya. Mengutip penjelasan pakar dari University of Suffolk Keith Still, orang-orang yang terlibat kerumunan dapat berdesakan dan berhimpit satu sama lain.
Hal tersebut akan membuat mereka terdesak hingga tak mampu mendapat pasokan oksigen yang cukup.
“Saat orang berjuang untuk bangun, lengan dan kaki terpelintir. Pasokan darah mulai berkurang ke otak,” jelas Still kepada awak media VOA.
Sebagai buntut dari pasokan oksigen berkurang ke otak, maka korban kerumunan akan mati lemas.
"Itu umumnya penyebab kematian yang dikaitkan dengan mati lemas,” lanjut Still.
Senada dengan Still, pakar Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Vito Anggarino Damay, Sp.JP juga sepakat bahwa orang-orang yang berada di kerumunan akan mengalami sesak nafas dan kekurangan oksigen.
Bahkan pada situasi tertentu, korban kerumunan dapat mengalami serangan jantung. Berada di kerumunan berpotensi membuat seseorang terdesak dan terhimpit dadanya, sehingga menyebabkan dia tidak bisa bernapas dengan baik. Orang tersebut juga akan kesulitan bernafas.
"Oksigen akhirnya terganggu. Tubuh mengalami kekurangan oksigen," kata Vito dikutip dari ANTARA pada Senin (31/10/2022).
Karbondioksida yang terjebak di dalam saluran pernafasan juga menjadi biang kerok kematian akibat kerumunan. Menurut Vito, jumlah karbondioksida menjadi lebih banyak sehingga pembuluh darah menjadi kuncup.
Oksigen akhirnya tidak bisa terhantar dengan baik karena organ penghantar oksigen yakni jantung terhimpit dan gagal memompa darah ke seluruh tubuh. Sebab, darah adalah unsur pengangkut oksigen yang diperlukan untuk organ-organ penting lainnya seperti otak.
Tag
Berita Terkait
-
Caitlin Halderman dan Jefri Nichol Foto Mesra, Publik: Jadian Aja Nggak Si!
-
6 Potret Pesta Halloween Wendy Walters, Dianggap Terlalu Cantik Jadi Valak
-
Bahaya Desak-Desakan dalam Kerumunan Bisa Sebabkan Kekurangan Oksigen Hingga Henti Jantung, Begini Penjelasan Dokter
-
Pro Kontra Perayaan Halloween di Arab Saudi: Warga Senang, Ulama Geram
-
Bikin Mata Lelaki Melek, Anya Geraldine Tampil Seksi dengan Kostum Mystique dan Mermaid Saat Pesta Halloween
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
Terkini
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama