Suara.com - Nyeri lutut sering dianggap penyakit orang tua karena masalah penuaan tubuh. Tetapi bukan tidak mungkin keluhan sakit itu juga dialami oleh anak muda, lho.
Dokter spesialis ortopedi dr. Andi Nusawarta, MKes. Sp.OT., mengatakan bahwa sering nyeri lutut saat usia muda biasanya disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat serta asupan nutrisi untuk tulang dan sendi yang kurang.
Nyeri lutut itu terjadi karena kerusakan jaringan di dalam lutut. Secara umum, nyeri lutut akibat radang sendi sebenarnya lebih banyak terjadi pada lansia yang mulai mengalami proses penuaan. Itu sebabnya, ia mengingatkan anak muda jangan anggap remeh nyeri sendi.
"Jangan mengesampingkan rasa nyeri yang terjadi pada lutut karena akibatnya akan berbahaya dan sangat mengganggu. Apalagi lutut mempunyai peran penting sebagai penyangga dan penahan berat tubuh," jelasnya.
Selain aktivitas sehari-hari bisa terganggu akibat nyeri lutut, pengobatannya juga sulit dan mahal bila sakit tersebut dibiarkan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Sementara itu, Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dr. Rumaisah Hasan, Sp.KFR (K)., juga menjelaskan bahwa sendi lutut termasuk salah satu sendi terbesar dalam tubuh manusia.
Tubuh manudia terdapat tiga tulang, yakni tulang paha (femur), tulang kering (tibia), dan tempurung lutut (patella), yang disatukan oleh sebuah jaringan luas yang terdiri dari ligamen, tulang rawan, tendon, dan otot.
Lutut termasuk sendi terpenting bagi manusia karena bertanggung jawab terhadap gerakan dan menanggung beban berat tubuh.
"Karenanya, sangatlah penting untuk memahami kondisi yang dapat mempengaruhi fungsinya, pilihan pengobatan yang tersedia, dan bagaimana cara terbaik untuk merawat lutut agar tercegah dari komplikasi dan cacat jangka panjang," kata dokter Rumaisah.
Baca Juga: Nyeri Lutut Hingga Kepala Harus Segera Diperiksakan ke Dokter, Ini Alasannya
Untuk merawat dan menjaga sendi lutut, dokter Rumaisah menyarankan dengan perhatikan berat badan tetap ideal, perbaiki postur tubuh, lakukan latihan penguatan dengan prioritas yang low impact exercise, terapi fisik (terapi panas-dingin, tens, dan laser).
Serta tak kalah penting dengan lakukan gaya hidup sehat meliputi istirahat cukup, tidak merokok, dan konsumsi gizi seimbang setiap hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!