Suara.com - Banyak orang mengira alat pijat kejut listrik mengatasi penebalan otot karena kaku. Padahal menurut pakar, kondisi ini hanya bisa disembuhkan dengan alat terapi kejut listrik atau terapi gelombang kejut shock wave therapy atau ESWT.
Lantas apa sih bedanya pijat kejut listrik dan terapi kejut listrik?
Dijelaskan Dokter Rehabilitasi Medik Welspro Sport Clinic and Performance, dr. Andreas Ricky Sp.KFR bahwa cara kerja alat terapi kejut listrik punya kemampuan mengeluarkan 1.000 kejutan dalam waktu satu menit.
Pada kasus orang yang alami cedera berupa penebalan otot, maka daya penghancur lewat tekanan kejutannya bisa mengurangi penebalan tersebut.
"Alat yang ada di sini pada tekanan dengan benturan itu, diharapkan bisa mengurangi kekakuan otot. Pada kasus injury (cedera), dia bisa merangsang regeneratif karena benturan yang dihasilkan," jelas dr. Andreas dalam acara peluncuran Welspro Sport Clinic and Performance di Jakarta Selatan, Sabtu (3/12/2022).
Lebih lanjut, dr. Andreas menjelaskan alat pijat kejut listrik yang beredar di pasaran bekerja di bagian permukaan otot saja dan tidak sampai ke dalam, sehingga efeknya tidak bisa memulihkan cedera.
Sedangkan pada alat terapi kejut listrik bisa menembus hingga ke bagian dalam otot, dan menghancurkan penebalan yang terjadi.
"Kalau tekanan yang dihasilkan dari pijatan biasa hanya sampai di permukaan saja, dan alat terapi ini kedalamannya bisa mencapai sendi pun bisa," papar dr. Andreas.
"Penebalan tulang karena otot menebal, menggunakan alat pijat biasa tidak ada pernah merilis hal tersebut, sedangkan pada alat ini bisa," tambahnya.
Baca Juga: Pamer Otot Lengan di Instagram, Ini Beberapa Olahraga yang Dilakukan Pevita Pearce
Saat Suara.com melihat langsung cara kerjanya di klinik Welspro, alat ini bisa bekerja dengan program otomatis yaitu difokuskan pada salah satu titik di bagian tubuh tertentu.
Titik ini berfokus pada persendian, seperti bahu dekat ketiak, siku tangan, sendi lutut, pangkal paha dan pergelangan kaki.
Setelah diatur dalam display, alat berbentuk tembakan langsung ditekan di lokasi yang sudah ditentukan, hingga menimbulkan getaran yang cukup kuat dan menunggu hingga hitungan 1.000 habis sampai angka 0.
Efek setelah terapi dilakukan, di awali rasa nyeri dan pegal, selanjutnya tubuh dan otot yang diterapi terasa lebih rileks.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?