Suara.com - Presiden Joko Widodo alias Jokowi membuat rancangan pelarangan pembelian rokok ketengan atau satuan, yang terdapat pada Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa produk Tembakau bagi Kesehatan.
Pemerintah juga akan mengatur penambahan luas prosentase gambar dan tulisan peringatan kesehatan pada kemasan produk tembakau, ketentuan rokok elektrik serta pelarangan iklan, promosi, sponsorship produk tembakau di media penyiaran, media dalam dan luar ruang dan media teknologi informasi.
Menanggapi hal tersebut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sub Spesialis Hematologi-Onkologi (kanker) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan, pemerintah harus mengevaluasi tujuan dari pelarangan rokok ketengan.
Menurutnya, kalau tujuan tersebut mengurangi perokok pada masyarakat menengah ke bawah akan bagus. Oleh sebab itu, asumsi pelarangan ini harus dievaluasi apa yang menjadi tujuan pelarangannya.
“Pada prinsipnya tujuannya dievaluasi, kalau benar bahwa ketengan itu terbukti mengurangi rokok pada kelompok miskin ya lanjut tapi tetap harus dievaluasi dengan asumsi itu," ucap Prof. Zubairi saat diwawancarai di acara ulang tahun YKIS ke-5, Selasa (27/12/2022).
Selain itu, alasan tujuan ini harus dievaluasi karena pada dasarnya rokok juga memiliki kepentingan bisnis untuk negara. Jadi harus dipertimbangkan lebih matang. Namun, jika melihat dari sisi kesehatannya, Prof. Zubairi mengaku sangat setuju. Apalagi dampak dari merokok memang tidak baik bagi kesehatan.
"Kepentingan bisnis tetap harus jalan, tapi kalau rokok ya harusnya tegas rokok ya jangan negatifnya banyak banget dan nggak seimbang sama sekali dengan kerugian yg didapat," sambungnya.
Prof. Zubairi juga membandingkan kondisi pelarangan rokok ini dengan New Zealand. Pasalnya di negara tersebut memang sudah jelas larangan merokok untuk anak di usia tertentu.
Masyarakat di sana juga mengikuti aturan agar tidak melanggar hukum. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang jumlah perokok di usia muda justru sangat banyak.
“Kan kalau misalnya sekarang New Zealand pada usia tertentu sudah melanggar hukum kalau merokok. Untuk usia muda yang kita (Indonesia) merokok banyak banget,” ujar jelas Prof. Zubairi.
Hal ini yang harus menurutnya harus menjadi perhatian. Apalagi, rokok juga yang menjadi penyebab berbagai penyakit berbahaya.
“Dan perokok menyebabkan kanker, menyebabkan serangan jantung, stroke, dan banyak sekali akibat negatif,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis