Suara.com - Indra Bekti membuat kaget masyarakat. Pasalnya, pembawa acara satu ini rupanya harus dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan tidak sadarkan diri.
Berdasarkan hasil diagnosis, Indra Bekti dikabarkan mengalami pecah pembuluh darah. Kondisinya ini yang langsung dilakukan penanganan operasi.
Berdasarkan keterangan sang adik, Cipta, operasi tersebut telah berjalan dengan lancar. Namun, Indra Bekti belum sadar karena pengaruh obat biusnya. Sementara operasi tersebut dilangsungkan dalam beberapa sesi yaitu mulai jam 12 hingga jam setengah 8.
“Operasi pertama dari jam setengah 12 sampai jam 3 kurang, terus operasi kedua dari jam 5 lewat lah, beres sekitar jam setengah 8," ujar Cipta saat ditemui di RS Abdi Waluyo, Jakarta, Rabu (28/12/2022).
Tindakan operasi yang harus dilakukan Indra Bekti segera ini lantas menjadi perhatian. Pasalnya, kondisi pecah pembuluh darah ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama. Jika pendarahan yang dialami terlalu lama akan dapat menyebabkan kematian.
Mengutip Alodokter, operasi sendiri ditujukan untuk mengobati pendarahan yang terjadi. Namun, kondisi operasi ini akan dilihat keparahannya. Apakah pasien membutuhkan operasi atau tidak.
Biasanya operasi dilakukan setelah kondisi pasien stabil. Sebelum melakukannya, pasien akan diobservasi dengan melihat tanda-tanda vital baik jantung, kadar oksigen, tekanan darah, pernapasan, hingga rongga kepala.
Sebelumnya, pasien pecah pembuluh darah harus segera ditangani dengan diberi obat-obatan untuk menstabilkan tekanan darah. Mereka juga perlu mendapat bantuan pernapasan jika jumlah kadar oksigen menurun atau koma.
Mereka juga bisa butuh bantuan pernapasan dari ventilator untuk memastikan otaknya mendapatkan cukup oksigen. Sementara obat biasanya diberikan melalui infus. Obat-obatan yang diberikan juga tergantung tingkat keparahan pasien.
Baca Juga: Cerita Indy Barends Sebelum Indra Bekti Pingsan, Awalnya Pusing Ingin BAB
Meski pada dasarnya pecah pembuluh darah berbahaya, banyak pasien yang dapat sembuh dari penyakit ini. Namun, jika penanganan sedikit terlambat, pasien tersebut bisa saja mengalami gangguan setelah sembuh seperti kejang, sakit kepala, susah tidur, hingga adanya masalah ingatan.
Oleh sebab itu, para pasien pecah pembuluh darah setelah melakukan pengobatan biasanya diminta melakukan fisioterapis untuk membuatnya pulih kembali.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci