Suara.com - Aminah, perempuan yang bekerja sehari-hari sebagai pemulung di TPA Regional Kebon Kongok, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) berbagi cerita mengenai perjuangannya dengan anak mengalami stunting.
Dia mengaku baru tahu anak bungsunya mengidap kurang gizi tiga bulan lalu. Saat itu, Aminah mengunjungi Posyandu setempat buat mengecek tumbuh kembang si kecil.
“Tiga bulan yang lalu anak saya masuk stunting. Beratnya nggak naik, tingginya juga tidak sesuai,” cerita Aminah dalam acara Aksi Gizi Generasi Maju yang diadakan Danone di Lombok Barat, NTB pada Kamis (9/2/2023).
“Awalnya dikasih tahu di Posyandu. Katanya ternyata stunting. Karena berat badannya nggak naik. Selama dua bulan dicek tetap segitu,” sambungnya.
Aminah menyebut penyebab anaknya stunting lantaran makanan yang dikonsumsi kurang gizi seimbang.
“Selama saya mulung kan sama nenenknya. Ternyata neneknya selalu dikasih makan snack, jajanan gitu. Kalau sama neneknya pagi-pagi sudah ke warung makan jajan,”tutur Aminah.
“Padahal dikasih tahu sama bidan, harusnya dikasih makanan yang sehat-sehat,” imbuhnya.
Atas dasar itulah, Aminah dengan penghasilan pas-pasan berupaya keras memenuhi gizi sang anak.
Dengan penghasilan sebagai pemulung selama dua pekan Rp 200 ribu serta sehari-harinya Rp 15 ribu, Aminah memilih membelikan uang hasil kerjanya itu ikan dan telur.
“Jadi setiap hari dikasih makan ikan telur, setiap hari dikasih telur itu wajib,” ucapnya.
Selain itu, dia juga mengandalkan vitamin yang diberikan Posyandu setempat buat mengembalikan berat badan dan tumbuh kembang anaknya yang masih batita.
“Gizinya bisa penuhi alhamdulillah. Sekarang alhamdulillah sudah gemuk dan alhamdulillah sehat,” beber Aminah mengakhiri.
Seperti diketahui, isu stunting anak memang sedang menjadi perhatian di Indonesia. Mengingat angkanya cukup besar.
Karenanya, Danone memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat Lombok Barat agar lebih menyadari pentingnya gizi anak. Acara ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional 2023.
Berita Terkait
-
Gitasav Disentil Sosok ini, Sebut Bocah Kaget Gaul Dunia Barat
-
Infeksi Jadi Salah Satu Penyebab Stunting, Menteri Kesehatan Minta Balita Dapat Imunisasi PCV dan Rotavirus
-
Bukan soal Tak Mau Punya Anak, Anji Terganggu dengan Komentar Nyelekit Gitasav tentang Stunting
-
Kontroversi Gita Savitri sebagai Childfree Hingga Heboh Ejek Netizen Stunting
-
Gita Savitri Balas Komentar Pedas Netizen Bawa-bawa Stunting, Dikomen Anji Manji: Perasaan Gak Enak
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?