Suara.com - Permasalahan mengenai stunting perlu mendapatkan perhatian penanganan bersama bukan cuma pemerintah, melainkan juga seluruh komponen masyarakat turut berperan dalam penurunan angka stunting di Indonesia.
Lebih jelasnya dr. Reisa Broto Asmoro dalam siaran bersama Kementerian Kesehatan bertajuk "Cegah Stunting Semua Penting" pada 1 Maret 2023 lalu, menyampaikan bahwa stunting bahkan bisa terjadi sebelum sang ibu mengandung dan status remajanya. Dokter Reisa menegaskan bahwa bayi stunting tidak hanya terlihat dari tinggi badannya yang lebih pendek namun ada faktor-faktor di dalam tubuh yang mempengaruhi.
"Dilihat dari organ dalamnya terutama otot, pada anak yang mengalami stunting ini tidak terbentuk dengan baik atau optimal. Sebetulnya stunting ini bisa memperlambat perkembangan otak," imbuhnya.
Pencegahan stunting disampaikan dr. Reisa bisa diupayakan melalui gerakan ABCDE oleh calon orangtua maupun sudah menjadi orangtua. Di antaranya:
- A, aktif minum tablet penambah darah dan vitamin sejak remaja putri pun saat hamil.
- B, bumil teratur memeriksa kehamilan minimal enam kali.
- C, cukup konsumsi protein hewani.
- D, datang ke posyandu setiap bulan guna mengetahui dan memastikan anak tumbuh dengan baik sesuai buku KIA dengan bantuan dan pantauan tenaga kesehatan ahli.
- E, eksklusif ASI minimal enam bulan.
Berdasarkan penuturannya, dr. Reisa juga menegaskan bahwa kerjasama semua pihak dalam upaya pencegahan stunting itu sangat penting, bukan hanya dari peran ibu semata.
"Mulai dari pencegahan ABCDE tadi semuanya ada andil dari pasangan, ayahnya atau sang suami. Sehingga dukungan pasangan, dukungan keluarga ini sangat-sangat penting untuk mencegah stunting. Semoga target menurunkan angka stunting ini bisa benar-benar tercapai nantinya dan Indonesia bisa bebas stunting, generasi anak-anak kita kedepannya menjadi tangguh," tambah dr. Reisa.
Stunting selalu diidentikan dengan tubuh kecil atau pendek dibandingkan dengan usianya. Nyatanya, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu yang lama atau paparan infeksi dari kurangnya stimulasi.
Keadaan stunting yang patut dikhawatirkan selain keadaan fisik yang berbeda adalah akan adanya keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, bahkan bisa mempengaruhi penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes sampai obesitas.
Berdasarkan data tahun 2022 angka stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 24,4% menjadi 22,6%. Berangkat dari data tersebut, pemerintah mencanangkan program penurunan angka stunting pada tahun 2024 diangka sebesar 14%.
Baca Juga: Masalah Ekonomi dan Kemiskinan Tak Sendirian dalam Memicu Stunting
"Sementara itu data SSGI tahun 2022 menunjukkan kalau stunting ini terjadi sebelum lahir dan meningkat 1,6 kali pada rentang usia 6 sampai 12 bulan sebesar 13,8% kemudian 12 bulan sampai 23 bulan itu sebesar 22,4%," tutupnya. (Shilvia Restu Dwicahyani)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer