Suara.com - Menggeretakan gigi atau menggesekkan gigi secara berlebihan disebut sebagai bruxism, yang mana jika dilakukan secara terus-menerus bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang sedang dilanda kecemasan atau stres secara tak sadar ketika melakukannya. Bruxism umumnya terjadi saat tidur pada malam hari (sleep bruxism) dan siang hari atau ketika bangun tidur (awake bruxism).
Melansir laman Good Doctor, terdapat 8 dari 10 orang populasi yang kerap melakukan kebiasaan ini. Umumnya terjadi pada seseorang yang berusia 25-44 tahun, namun tak menutup kemungkinan dapat terjadi pada anak-anak.
Apabila bruxism terjadi di saat tidur, ada kemungkinan Anda mengalami gangguan tidur seperti berhenti bernapas (sleep apnea) dan mendengkur. Apabila sering melakukan kebiasaaan ini baik secara sadar atau pun tak sadar, tentunya akan menimbulkan hal buruk dan membutuhkan perawatan khusus.
Sementara itu melansir Halodoc, kondisi bruxism yang sudah parah bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Seperti gangguan pada rahang, gigi rusak (longgar, patah atau copot), sakit kepala dan lain sebagainya.
Drg. Irvanda Mulyaningsih, Sp. Ort melalui layanan Alomedika, 21 September 2021 lalu menjelaskan beberapa penanganan khusus bagi penderita bruxism bila masalah yang dialami sudah serius, di antaranya:
- Bruxism yang disebabkan oleh stres bisa dilakukan teknik relaksasi meliputi terapi meditasi, dilanjutkan dengan terapi perilaku guna mengurangi kebiasaannya, serta terapi biofeedback agar aktivitas otot rahang terkontrol.
- Sebelum tidur mengonsumsi obat relaksan otot, dan apabila tidak berhasil bisa dilanjutkan dengan penanganan suntik botox.
- Menggunakan behel (splint) atau pelindung mulut (mouth guard) guna merapikan dan meratakan gigi yang longgar.
- Menggunakan crown gigi untuk mencegah keausan pada gigi serta memperbaiki susunan dan permukaan gigi.
- Melakukan pengobatan mandiri dengan cara mengompres bagian yang terasa nyeri disertai pijatan-pijatan pada otot yang terasa sakit.
Apabila dirasa kebiasaan bruxism sudah sangat parah dan mengganggu aktivitas, segerakan konsultasi bersama dokter gigi agar mendapatkan penanganan lebih lanjut yang tepat. (Shilvia Restu Dwicahyani)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar