Suara.com - Menjaga kesehatan janin menjadi perkara yang tidak mudah selama proses kehamilan. Ada banyak pantangan termasuk dalam mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu, salah satunya kopi. Sebenarnya bolehkah ibu hamil minum kopi? Lalu apakah minum kopi berpengaruh terhadap kesehatan janin?
Mengutip situs resmi RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo, zat yang perlu diwaspadai di dalam kopi oleh ibu hamil adalah kafein. Zat ini juga terakandung di dalam coklat dan suplemen energi. Bahkan kafein dalam satu botol suplemen energi sama dengan yang terdapat dalam 1 – 2 cangkir kopi.
Konsumsi kafein yang tidak terkontrol akan menyebabkan peningkatan buang air kecil (BAK). Peningkatan secara berkepanjangan akan berakibat pada dehidrasi, tekanan darah meningkat dan peningkatan detak jantung.
Di samping mengandung kafein, kopi juga mengandung inhibitor yakni zat yang mengganggu penyerapan zat besi. Konsumsi kafein pada ibu hamil juga akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin, karena metabolisme janin belum sempurna. The National Institute of Health USA (1993) merekomendasikan konsumsi kafein bagi ibu hamil yang aman adalah 150-250 mg/hari atau 2 (dua) cangkir kopi/hari.
Sementara itu, National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat menyatakan paparan kafein di dalam rahim, bahkan dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan tinggi badan bayi menjadi lebih pendek di masa kanak-kanak.
Bayi yang lahir dari wanita dengan asupan kafein rendah selama kehamilan sedikit lebih pendek daripada bayi lain yang lahir dari wanita tanpa konsumsi kafein saat hamil. Kesenjangan ketinggian melebar antara usia 4 dan 8 tahun.
“Temuan kami menunjukkan bahwa asupan kafein yang rendah selama kehamilan dapat memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan anak," kata anggota tim peneliti Dr. Katherine Grantz. Untuk itu, konsumsi kafein bagi ibu hamil harus dengan sepengetahuan dokter.
Dari 788 anak-anak dalam studi Environmental Influences on Child Health Outcomes (ECHO), mereka yang lahir dari wanita yang mengonsumsi kafein dalam jumlah besar rata-rata 1,5 sentimeter (cm) lebih pendek daripada mereka yang ibunya memiliki asupan kafein terendah.
ECHO mendaftarkan anak-anak perempuan yang berpartisipasi dalam Studi Pertumbuhan Janin yang didanai NICHD antara 2009 dan 2013. Rata-rata, wanita hamil dalam penelitian ini mengkonsumsi kurang dari 50 mg/hari kafein. Pertumbuhan anak diukur sekali, pada usia rata-rata 7 tahun.
Baca Juga: RSUD Subang Minta Maaf Soal Kasus Kematian Ibu Hamil
Temuan ini menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah kecil setiap hari selama kehamilan dikaitkan dengan tubuh anak yang lebih pendek yang bertahan setidaknya hingga usia 8 tahun.
Penelitian masa depan tentang konsumsi kafein selama kehamilan harus mengikuti pertumbuhan anak dari waktu ke waktu untuk menentukan apakah kesenjangan tinggi badan ini berlanjut hingga dewasa dan apakah mereka terkait dengan risiko yang lebih besar untuk penyakit kardiometabolik atau yang berhubungan dengan jantung.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Ibu Hamil Meninggal karena Ditolak RSUD, Ridwan Kamil Langsung Tegur Bupati Subang
-
Bupati Diminta Lakukan Evaluasi RSUD Subang Oleh Gubernur Jabar Soal Kasus Kematian Ibu Hamil
-
RSUD Subang Minta Maaf Soal Kasus Kematian Ibu Hamil
-
Tips Memilih Mesin Kopi Berkualitas Tinggi untuk Pecinta Kopi Sejati
-
Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak RSUD Ciereng Subang, Dinkes hingga Menkes Buka Suara
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!