Suara.com - Sebagai dampak erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada hari Sabtu (11/3/2023), beberapa wilayah di Magelang di sekitarnya terkena hujan abu vulkanik. Dampak abu vulkanik pun dirasakan masyarakat di sana.
Kondisi tersebut tidak hanya mengganggu aktivitas, tetapi juga membuat masyarakat setempat harus lebih waspada akan dampak lain dari abu vulkanik. Apa saja dampak abu vulkanik bagi kesehatan dan lingkungan?
Dampak abu vulkanik bagi kesehatan dan lingkungan
Dengan kandungan silika kristal dan bersifat fisika kimia, abu vulkanik bisa memberikan dampak buruk baik bagi lingkungan maupun kesehatan.
Dampak ini juga tergantung seberapa banyak abu vulkanik yang menutupi lingkungan Anda atau terhirup masuk ke paru-paru.
Berikut adalah beberapa dampak abu vulkanik akibat erupsi gunung berapi.
1. Gangguan pernapasan akut
Abu vulkanik yang masuk ke dalam paru-paru bisa mengakibatkan gangguan pernapasan akut seperti asma dan bronkitis. Bahkan, pada kondisi tertentu abu vulkanik juga bisa mengakibatkan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Gejala awal saat abu vulkanik masuk ke saluran pernapasan di antara adalah batuk, sakit kepala, mata berair, dan gejala yang menyerupai flu lainnya.
Baca Juga: Mitigasi Bencana jadi Perhatian untuk Korban Bencana Erupsi Merapi
2. Jadwal penebangan tertunda
Tinggi erupsi abu vulkanik bisa mencapai beberapa kilo dari puncak gunung. Ini berarti bahwa dampak abu vulkanik tidak hanya mengotori jalanan tetapi juga udara dan langit di sekitarnya
Melansir dari laman Education National Geographic, kondisi tersebut dapat membuat jadwal penerbangan tertunda. Sebab, pandangan mata pilot akan sangat terganggu dengan abu yang ada.
3. Iritasi dan alergi
Tidak hanya pada saluran pernapasan, abu vulkanik juga bisa memberi dampak buruk pada kesehatan mata dan kulit. Pasalnya, abu vulkanik mengandung berbagai unsur silika, mineral, dan bebatuan di mana kandungan tersebut bisa menimbulkan iritasi.
Inilah mengapa Anda sebaiknya tidak hanya menggunakan masker saat terpaksa bepergian saat hujan abu vulkanik, tetapi juga memakai pakaian tertutup.
Berita Terkait
-
Mitigasi Bencana jadi Perhatian untuk Korban Bencana Erupsi Merapi
-
Warga Diminta Tak Panik, Jalur Evakuasi dan Pengungsian Erupsi Merapi Sudah Siap
-
Wasiat Mbah Marijan Supaya Merapi Tidak Marah: Jangan Serakah Keruk Pasir di Lereng
-
Live Streaming Merapi Saat Ini, Pantau Erupsi dan Awan Panas di Kanal BPPTKG
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara