Suara.com - Pencanaan matang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi di sepanjang kehidupan.
Walaupun ada bagian-bagian yang bisa direncanakan, manusia juga menghadapi sejumlah risiko kehidupan. Di antara kelahiran dan kematian, manusia memiliki rentang waktu, dimana di momen-momen tersebut, risiko terhadap penyakit dan penyakit kritis bisa terjadi.
"Untuk itulah perlu satu hal yang dinamakan proteksi. Kita membutuhkan perlindungan untuk menghadapi risiko kehidupan, yaitu hal-hal yang tak mungkin bisa kita kontrol, seperti penyakit dan penyakit kritis," ujar Head of Advistory & Investment Operations PINA, Rista Zwestika CPF, dalam Peluncuran AXA Link Protector, Jakarta, Rabu (5/4/2023).
Ia menyebut, untuk upaya proteksi terhadap 2 hal tersebut, masyarakat diharapkan mampu membangun fondasi-fondasi proteksi bagi dirinya sendiri dan keluarga.
"Fondasi-fondasi ini bentuknya seperti piramida yang berlapis-lapis. Bagian dasarnya adalah pengelolaan keuangan, fondasi kedua adalah membangun jaringan pengaman, salah satunya adalah asuransi, kemudian fondasi ketiga, mengumpulkan kekayaan dan keempat, melestarikan kekayaan," ujarnya.
Adapun jenis asuransi yang paling dibutuhkan, menurut Rista adalah asuransi kesehatan, asuransi pebyakit kritis dan asuransi jiwa.
"Kapan kita memulai asuransi? Sekarang juga, jangan menunda-nunda, karena alasan tadi bahwa kita tak pernah tahu kapan risiko akan datang," ujarnya.
AXA Link Protector
Di kesempatan yang sama, AXA Financial Indonesia (AFI) meluncurkan AXA Link Protector. Pada layanan ini, nasabah diberi kesempatan untuk memaksimalkan proteksi yang dimilikinya.
“Kami menghadirkan AXA Link Protector, sebagai solusi perlindungan jiwa unit link yang sepenuhnya menerapkan SEOJK Nomor 5 Tahun 2022 dengan manfaat proteksi yang fleksibel, lengkap dan optimal. Kami berharap, layanan ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan nasabah untuk melindungi hal terpenting yang mereka miliki dan memberikan ketenangan bagi mereka," ujar Presiden Direktur AFI, Niharika Yadav.
Pada kesempatan yang sama, Chief of Proposition and Alternate Distribution AFI, Yudhistira Dharmawata mengatakan,
AXA Link Protector memastikan bahwa nasabah dapat memiliki perlindungan jiwa dengan manfaat proteksi yang sesuai dengan kebutuhan.
"Kami menyadari bahwa nasabah membutuhkan perlindungan asuransi yang setidaknya memiliki manfaat jiwa maupun kesehatan di antara kebutuhan lainnya. Kami melengkapi AXA Link Protector dengan asuransi tambahan yang memprioritaskan manfaat kesehatan, dengan cakupan wilayah pertanggungan hingga seluruh dunia, sehingga nasabah dapat memiliki asuransi jiwa sekaligus asuransi kesehatan, yang dikombinasikan dengan manfaat loyalitas untuk mengoptimalkan proteksi mereka," katanya.
AXA Link Protector berupaya untuk mampu memaksimalkan keberlangsungan proteksi dengan alokasi investasi hingga 60% sejak tahun pertama dan hingga 100% dari tahun kedua dan seterusnya. Selain itu, layanan ini juga dilengkapi dengan manfaat loyalitas untuk nasabah.
"Kami memberikan bonus investasi hingga 350% dari Premi Dasar Berkala tahun pertama, manfaat loyalitas hingga 15% dari Premi Dasar Berkala tahun pertama, dan dan manfaat loyalitas tambahan hingga 3000% dari Premi Dasar Berkala tahun pertama," tambah Yadav.
Berita Terkait
-
Aturan Baru Asuransi PNS Meninggal Dunia Dapat Rp8 Juta
-
Telemarketing Jadi Kekuatan Bisnis Asuransi
-
Inklusi Literasi Asuransi di Indonesia Masih Rendah, Ini Dampaknya pada Kondisi Finansial Masyarakat
-
Tak Cuma Kasih Perlindungan, Asuransi Digital Ini Juga Bikin Pengguna Hidup Sehat
-
Gigacover dan AXA Financial Tawarkan Perlindungan bagi Pekerja Lepas
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter