Suara.com - Implan alat bantu dengar memang terkesan asing, tapi jadi teknologi paling mutakhir untuk membantu bayi lahir tuli bisa mendengar selaiknya anak normal pada umumnya.
Lantaran belum familiar, banyak masyarakat yang penasaran cara pemasangan implan alat bantu dengar. Tahukah Anda implan hanya perlu dipasang sekali seumur hidup?
Dijelaskan Clinical Affairs Manager Asia Growth Market Cochlear, Dr.dr. Fulya Ustunkan untuk bisa mengakses implan alat bantu pendengaran lebih dulu mendatangi klinik center.
"Dari bayi sampai orang dewasa bisa dengan dimulai datang ke audiometri. Lalu bisa nanti diberikan solusi salah satunya cochlear implans atau implan alat bantu dengar," ujar Dr. Fulya di acara talkshow Kasoem Hearing Center di Jakarta Selatan, Sabtu (13/5/2023).
Selanjutnya, jika sudah yakin pilih implan alat bantu dengar, bisa dilanjut dengan tindakan operasi di rumah sakit oleh dokter yang berpengalaman.
Selanjutnya anak atau pasien bisa kembali ke klinik center, untuk lakukan proses rehabilitasi.
"Jadi bukan berarti setelah operasi lalu selesai begitu saja, karena yang berat itu proses rehabilitasinya agar anak benar-benar bisa mendengar normal. Salah satunya dengan menjalani terapi pendengaran," papar Dr. Fulya.
Adapun alat bantu dengar bekerja dengan cara melampaui bagian telinga bagian dalam yang rusak dan langsung merangsang saraf pendengaran. Hasilnya orang yang alami gangguan pendengaran sensorineural berat hingga sangat berat, bisa mendengar dengan lebih jelas dan jernih.
Ia menambahkan, semakin awal mendapatkan implan atau alat bantu dengar pada bayi lahir tuli, maka otak anak bisa dirangsang lebih cepat serupa seperti anak normal.
Baca Juga: Pentingnya Menciptakan Layanan dan Fasilitas Penginapan Ramah bagi Teman Tuli
"Jadi usia minimal implan alat bantu dengar ini sudah bisa diberikan sejak usia bayi 6 bulan," jelasnya.
Bahkan data menunjukan anak yang mendapat implan alat bantu dengar sebelum usia 12 bulan bisa mengembangkan keterampilan berbahasa lebih baik, dibandingkan dengan yang mendapatkannya di atas usia 12 bulan.
Kondisi ini terjadi karena meski tidak bisa bicara, tapi bayi mengembangkan bahasa lisan sejak dini. Ini karena saat anak mendengar berbagai suara, otaknya akan terangsang dan kemampuan menyerap informasi bakal semakin tajam.
"Yang mendengar itu brain (otak), stimulasi suara ada golden age (periode) agar cepat mendapat rangsangan, di atas usia itu boleh, tapi tidak akan sama saat usia golden age," tutup Dr. Fulya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas