Suara.com - Kanker ovarium jadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada perempuan, ditambah penyakit ini bisa diturunkan dari orangtua. Pertanyaannya gimana cara deteksi kanker ovarium?
Menurut Dokter Spesialis Ginekologi Onkologi, dr. Toto Imam Soeparmono, SpOG, K.Onk, MH, kanker ovarium serupa dengan kanker payudara, prostat, kolorektal, hingga kanker rahim yang dipengaruhi faktor genetik.
"Penyakit ini menjadi tantangan terbesar bagi para ahli onkologi ginekologi karena tidak menunjukkan gejala yang spesifik pada stadium awal, melainkan baru menunjukkan gejala pada stadium lanjut di mana sel kanker telah menyebar ke organ lain," ungkap dr. Toto dalam diskusi virtual, Sabtu (28/5/2023).
Kanker ovarium adalah organ kewanitaan yang menghasilkan telur (ovarium). Kanker ovarium sering kali tidak menunjukkan gejala di tahap awal.
Inilah sebabnya dr. Toto meingatkan, jika memiliki nenek, ibu atau tante dengan riwayat kanker ovarium harus lebih waspada, dan lebih menjaga kesehatan.
"Penting bagi individu yang memiliki riwayat keluarga, dengan kanker ovarium atau payudara untuk melakukan pemeriksaan genetik," jelas dr. Toto.
Agar lebih mudah, dr. Toto menjelaskan kampanye 10 jari untuk mengenali gejala awal kanker ovarium, sehingga bisa mencegah kematian.
Adapun 6 faktor risiko seseorang terkena kanker ovarium, yakni nmemiliki riwayat kista endometriosis, memiliki riwayat kanker ovarium atau kanker payudara dalam keluarga, mutasi genetik.
Lalu seseorang juga berisiko terkena kanker ovarium akibat gaya hidup yang buruk dan penuaan.
Baca Juga: Didiagnosis Penyakit Komplikasi, Marshanda Sampai Harus Pinjam Uang untuk Biaya Pengobatan
"Sementara itu, empat tanda kanker ovarium adalah kembung, nafsu makan berkurang, sering buang air kecil dan nyeri panggul atau perut," jelas dr. Toto.
Di sisi lain, umumnya kanker ovarium tidak disertai gejala pada stadium awal. Hanya 20% dari pasien kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal, dan 94% di antaranya berhasil mencapai harapan hidup lebih dari lima tahun.
Oleh karena itu pasien yang didiagnosis dengan kanker ovarium harus mendapatkan penanganan segera.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru