Suara.com - Dokter Spesialis Jantung ungkap cara aman Muhammad Fajri sembuh dari obesitas, hingga bobot 300 kilogram di tubuhnya bisa berkurang.
Cardiovascular Imaging RS Abdi Waluyo, dr. Prasetyo Andriono, Sp.JP mengatakan alih-alih langsung meminta Fajri berolahraga, lebih disarankan melakukan diet atau menerapkan pola makan sehat.
"Antara olahraga dengan diet untuk obesitas, saya lebih senang mereka diet dulu. Penelitian yang ada mengatakan lebih efektif diet daripada olahraga untuk menurunkan berat badan," ungkap dr. Prasetyo kepada suara.com di RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, Selasa (13/6/2023).
Ia juga menambahkan, dibanding hanya diet atau hanya olahraga saja untuk menurunkan berat badan, maka lebih baik disiplin dengan pola makan sehat juga sudah cukup.
Meskipun dr. Prasetyo tidak menampik jika diet dibarengi dengan olahraga penurunan berat badan lebih efektif dan lebih cepat. Tapi umumnya, ia kerap memperbolehkan pasiennya diet tanpa olahraga.
"Aku bilang ke pasien, boleh nggak olahraga kalau emang dietnya udah bagus dan disiplin sehari-hari," dr. Prasetyo.
Melansir Oprah, Ahli Biokimia Nutrisi dan mantan Direktur Klinik Nutrisi Universitas Utah, Shawn M. Talbott, PhD mengatakan penurunan berat badan 75 persen dipengaruhi diet atau pola makan, dan 25 persen olahraga atau exercise.
Apalagi penelitian dari 700 studi penurunan berat badan menemukan, orang yang bisa menurunkan berat badan paling cepat adalah peserta dengan makan cerdas.
Orang yang diet tanpa olahraga selama 15 minggu berhasil turun berat badan 10 kilogram. Sedangkan orang yang hanya olahraga untuk bisa turun 10 kilogram harus exercise rutin selama 21 minggu.
Sebelumnya viral, kisah pilu lelaki berusia 27 tahun Muhammad Fajri yang mengalami obesitas karena punya bobot 300 kilogram hingga harus dirawat di RSCM Jakarta Pusat.
Proses pemindahan tubuh Fajri juga berlangsung dramatis, karena sampai harus membongkar pintu rumah dan dibawa dengan kendaraan pemindah barang yakni forklift untuk menyangga tubuhnya.
Tubuh Fajri juga sampai harus dipindahkan menggunakan mobil pick up dan, butuh puluhan orang untuk membopongnya hingga sampai di RSCM untuk mendapat perawatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah