Suara.com - Kabar baik, ilmuwan internasional berhasil mengembangkan pisah super hasil rekayasa genetik yang bisa atasi anak malnutrisi, khususnya di negara miskin.
Adapun rekayasa genetik pisang ini dilakukan dengan membuat buah berwarna kuning ini bisa mengandung lebih banyak nutrisi dibanding sebelumnya, khususnya vitamin A.
Kekurangan vitamin A banyak terjadi di negara miskin Afrika sub-Sahara dan Asia selama ratusan tahun. Kondisi ini mengganggu tumbuh kembang anak, khususnya menyebabkan kebutaan dan melemahkan daya tahan tubuh pada penyakit mematikan yang bisa diobati seperti diare dan campak.
Apalagi WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia memprediksi ada 190 juta anak usia prasekolah di seluruh dunia kekurangan vitamin A dan malnutrisi hingga menyumbang 6 persen kematian anak usia dini di Afrika.
Sehingga dengan adanya pisang super ini disebut sebagai solusi murah dan layak untuk kekurangan gizi dan kekurangan vitamin A, khususnya dalam waktu dekat.
Menariknya, penelitian ini dilakukan di Uganda sebagai salah satu negara di Afrika yang berjuang melawan nutrisi. Tim penelitian Laboratorium Riset Pertanian Nasional Afrika, bekerjasama dengan ilmuwan pertanian Australia, James Dale dan Yayasan Bill and Melinda Gates.
Melansir Odditycentral, Sabtu (8/7/2023) proyek Banana21 ini diluncurkan pada 2005 silam, sehingga Yayasan Bill and Melinda Gates yang selama 18 tahun berinvestasi dengan total 11 juta dolar atau Rp 166 miliar ini, akhirnya membuahkan hasil.
Setelah sebelumnya tim peneliti mengalami jatuh bangun, akhirnya bisa benar-benar menyelamatkan jutaan nyawa anak-anak di dunia.
Rekayasa genetik sebelumnya yang dilakukan dengan membuat pohon pisang lebih tahan terhadap hama, jamur, maupun kekeringan. Tapi untuk pertama kalinya pisang diubah jadi suplemen vitamin untuk manusia.
Baca Juga: 5 Manfaat Konsumsi Pisang Merah bagi Kesehatan, Bantu Jaga Berat Badan
Pisang super ini siap dibudidayakan, tapi para ilmuwan masih menunggu persetujuan dari pemerintah setempat, yang sayangnya bisa jadi mendapatkan tantangan, karena tanaman rekayasa genetik itu dilarang di Uganda.
Sementara itu melansir Hello Sehat, Malnutrisi adalah kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan, entah itu kekurangan atau kelebihan, nutrisi di dalam tubuh seseorang.
Malnutrisi terbagi menjadi 2 kelompok besar kondisi, yakni gizi kurang (undernutrition) dan gizi lebih (overnutrition).
Gizi kurang di sini mencakup beberapa hal, seperti sebagai berikut:
- Stunting: Tinggi badan sangat rendah pada anak dengan indikator TB/U di bawah angka -2 SD.
- Wasting: Berat badan sangat kurang pada anak dengan indikator dengan indikator BB/TB di angka -3 sampai dengan <-2 SD.
- Underweight: Berat badan kurang pada anak dengan indikator BB/U atau IMT/U di angka <-2 sampai -3 SD, atau persentil < 5.
- Kekurangan vitamin serta mineral pada anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar