Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan 123 juta anak Indonesia mengalami obesitas, dan 213 juta lainnya alami berat badan berlebih alias overweight.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Gizi dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Kemenkes, dr. Lovely Daisy, MKM mengatakan angka ini meningkat 4 kali lipat dalam 4 dekade atau 40 tahun terakhir, yang sebelumnya hanya ada 11 juta anak usia 5 hingga 19 tahun terkena obesitas.
Tapi kini di 2016, ada 123 juta anak obesitas. Bahkan data terbaru Studi Status Gizi Indonesia atau SSGI 2022 menemukan 3,5 persen atau 1,1 juta balita overweight atau kelebihan berat badan.
"Tapi mirisnya kita juga mengalami triple burden, yaitu selain kelebihan berat badan, anak Indonesia juga ada yang kekurangan gizi, termasuk kekurangan zat gizi mikro seperti protein dan kekurangan sel darah merah yang menyebabkan mereka anemia," ujar dr. Lovely di Kemenkes, Selasa (12/7/2023).
dr. Lovely mengingatkan jangan menganggap sepele anak yang alami kelebihan berat badan dan obesitas, bahkan dianggap biasa dan lucu. Menurutnya, ini adalah penyakit yang bisa membuat anak lebih berisiko saat remaja dan dewasa mengalami obesitas yang lebih parah.
Sehingga ia menyarankan untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan (Faskes 1) terdekat seperti puskesmas atau klinik yang tertera dalam BPJS Kesehatan, untuk dirujuk ke rumah sakit maupun faskes yang berkompetensi untuk mendapatkan penanganan masalah gizi dan penyakit penyertanya.
"Tenang saja ini tetap gratis kok, karena kelebihan berat badan anak dan obesitas sudah masuk dalam kategori penyakit yang harus dapat penanganan beberapa dokter," timpal dr. Lovely.
Adapun anak dianggap masuk kategori gizi lebih atau overweight jika berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB) usia 0 hingga 60 bulan lebih dari 2 standar deviasi (SD) hingga 3 SD. Dikatakan obesitas jika lebih dari 3 SD.
Usia 60 bulan hingga 5 tahun dikatakan overweight jika memiliki lebih dari 2 SD hingga 3 SD. Dikatakan obesitas bila lebih dari 3 SD.
Baca Juga: Kamu Mengalami Kecanduan Junk Food dan Sulit Berhenti? Lakukan 5 Tips Ini
Untuk usia 5 hingga 18 tahun dikatakan overweight jika memiliki lebih dari 1 SD hingga 2 SD. Dikatakan obesitas bila lebih dari 2 SD.
Berikut ini cara mencegah anak obesitas yang perlu dilakukan menurut dr. Lovely:
1. Mengatur Pola Makan
Terjadwal dengan pola makan utama 3 kali sehari dan makan selingan 2 kali sehari. Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan kebutuhan kalori. Batasi konsumsi makanan atau minuman manis, berikan anak makanan sehat seperti sayur dan buah.
2. Rutin Aktivitas Fisik
Anak harus mempunyai kesempatan bermain aktif. Membatasi penggunaan gawai atau gadget seperti handphone, televisi, komputer, dan sebagainya, yang dapat membuat anak menjadi kurang gerak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar