Suara.com - Relasi atau hubungan merupakan pendekatan penting yang menjadi kunci penanganan seseorang yang memiliki masalah kesehatan mental. Karel Karsten Himawan, Ph.D., Psikolog Klinis mengungkap jika isu mental tidak bisa lepas dari konteks relasi.
Untuk itu kata dia, terapi yang berfokus pada pemulihan relasi antara individu dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, termasuk dengan Penciptanya adalah satu pendekatan utama yang perlu dilakukan.
Dalam penanganan kasus-kasus anak, pendekatan berbasis relasi juga bisa digunakan, sebagaimana disampaikan oleh Fransisca Febriani Sidjaja, Ph.D., yang akrab disapa Febri, salah seorang psikolog klinis anak yang berpraktik di JCGC.
Febri menjelaskan, pendekatan-pendekatan dalam menangani anak dengan kebutuhan khusus perlu tidak hanya berfokus pada pembentukan target perilaku seperti yang diharapkan, tetapi lebih dari itu harus turut mengakomodasi kebutuhan individu itu untuk membangun relasi yang sehat dengan orang tua, pengasuh, dan lingkungannya.
Hal tersebut sesuai dengan sebuah teori di tahun 90an yang membahas hubungan antara otak, pikiran atau kecerdasan dan hubungan yang dapat mengubah arsitektur otak.
"Ketika seorang anak, baik yang berkondisi khusus atau tidak, memiliki relasi yang secure pada orangtua, guru, pengasuh dan lingkungannya, ada 9 kemampuan yang berlembang pada diri anak. Karena ada area otak yang terpengaruh, yakni pada bagian middle cortex sekitar dahi," jelas dia.
Saat anak memiliki relasi yang baik dengan orang terdekatnya, kemampuan komunikasinya akan jauh lebih baik. Bukan hanya sekedar menjawab saat disapa atau ditanya, tapi mereka juga bisa menyesuaikan dengan lawan bicara.
Anak juga bisa meregulasi emosinya, melihat situasi dan meresponnya dengan fleksibel. Empatinya juga akan berkembanh, di mana ia juga bisa mengenal dirinya sendiri dan kemampuannya untuk meredakan ketakutan bisa berkembang.
"Selain itu, hubungannya dengan tuhan juga berkembang. Jadi ketika itu dilakukan dengan benar, pengaruhnya sangat powerfull," pungkasnya.
Baca Juga: "Dolphin Parenting", Model Pengasuhan yang Mengajarkan Resiliensi pada Anak
Lantas relasi seperti apa yang dimaksud yang perlu dilakukan orangtua dan orang terdekat pada anak? Tak perlu sulit kata Febri, mulailah dari hal-hal sederhana. Seperti bercanda kitik-kitik dengan anak, jalan-jalan bersama, dan kegiatan yang penuh perhatian lain pada mereka, bukan cuma sekedar hadir tapi juga terkoneksi satu sama lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- 4 Sepatu Lari Teknologi Tinggi Rekomendasi Dokter Tirta untuk Kecepatan Maksimal
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia