Suara.com - Virus Nipah (NiV) adalah virus yang menyebar antara hewan dan manusia (virus zoonosis). Ini menyebar terutama melalui kelelawar buah (juga disebut rubah terbang) tetapi juga dapat menyebar melalui babi dan hewan lain seperti kambing, kuda, anjing atau kucing. Lantas apa saja gejala virus nipah?
Kita ketahui dulu cara virus ini menyebar. Virus nipah menyebar ketika orang atau hewan memiliki kontak dengan cairan tubuh (darah, kotoran, kencing atau air liur) dari hewan yang terinfeksi. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar ketika orang makan makanan yang telah terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi.
Penyebaran juga dapat terjadi jika orang-orang berada dalam kontak dekat dengan seseorang yang memiliki virus nipah, biasanya saat merawat mereka.
Cara terbaik untuk menghindari virus nipah adalah menghindari paparan hewan yang sakit (terutama kelelawar dan babi). Salah satunya termasuk menghindari produk makanan yang dapat terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi seperti getah kurma mentah atau buah.
Karena virus dapat menyebar dari orang ke orang melalui cairan tubuh. Kamu harus menghindari atau mengambil tindakan pencegahan ketika mendekati siapa pun dengan virus nipah.
Virus nipah dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat termasuk ensefalitis (infeksi otak) dan kematian. Tidak ada obat atau vaksin untuk mengobatinya. Mengelola gejala virus nipah adalah satu-satunya cara untuk mengobati virus nipah.
Mencegah virus nipah melibatkan langkah-langkah pengendalian infeksi seperti peralatan pelindung dan permukaan desinfektan, serta menghindari hewan yang sakit atau daerah dengan wabah virus nipah yang diketahui.
Dimana virus nipah ditemukan?
Wabah virus Nipah terjadi hampir setiap tahun di beberapa bagian Asia, terutama Bangladesh dan India. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1999 ketika menyebabkan 100 kematian di Malaysia dan Singapura.
Baca Juga: Mengenal Virus Nipah: Bagaimana Gejalanya, Penularan dan Apakah Bisa Masuk Indonesia?
Lebih dari 1 juta babi dibunuh karena virus, yang memiliki dampak ekonomi besar pada berbagai negara pengekspor daging babi. Sejak 1999, ada sekitar 20 wabah tambahan.
Kita harus mengambil tindakan pencegahan ekstra saat bepergian ke negara-negara yang rentan terhadap wabah virus nipah seperti Bangladesh, Malaysia, Singapura atau India. Daerah lain seperti Kamboja, Indonesia, Madagaskar, Filipina dan Thailand juga rentan terhadap virus karena spesies kelelawar yang menyebarkan virus nipah dapat ditemukan di negara-negara ini.
Gejala virus nipah
Supaya kamu bisa mengatasinya, kamu harus tahu gejala virus nipah. Gejala awal virus nipah antara lain:
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Kesulitan bernapas
4. Batuk dan sakit tenggorokan
5. Diare
6. Muntah
7.Nyeri otot
Kemunculan gejala virus nipah biasanya dimulai dalam waktu empat sampai 14 hari setelah terpapar virus. Umumnya akan mengalami demam atau sakit kepala terlebih dahulu. Kemudian berkembang menjadi masalah pernapasan seperti batuk dan kesulitan bernapas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan