Suara.com - Negara bagian Kerala di India telah menutup sekolah, kantor, dan transportasi umum di distrik Kozhikode sebagai respons terhadap munculnya kembali virus Nipah yang berpotensi mematikan.
Keputusan pada 13 September ini diambil sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus nipah, yang sejauh ini telah menyebabkan dua kematian dan enam kasus terkonfirmasi.
Tes yang dilakukan di Institut Virologi Nasional di Pune memastikan bahwa kematian seorang pria berusia 49 tahun di Kerala pada tanggal 30 Agustus disebabkan oleh virus Nipah. Korban kedua di negara bagian tersebut, seorang pria berusia 40 tahun, meninggal pada 11 September.
Peristiwa yang terjadi di Indonesia membuat masyarakat Indonesia perlu bersiap dan mengenali tentang virus nipah. Dalam artikel ini akan dijelaskan tentang virus nipah, mulai dari penyebab, penularan, hingga potensi menimbulkan pandemi.
Apa itu virus nipah
Dikutip dari situs Organisasi Kesehatan Dunia, Virus Nipah (NiV) adalah penyakit yang mengancam dan telah menjadi sorotan dalam dunia kesehatan. Penyakit ini termasuk dalam kategori zoonosis, yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, serta memiliki potensi penularan langsung antar manusia. Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai virus Nipah, gejalanya, penularannya, serta upaya pencegahan yang perlu dilakukan.
Virus Nipah pertama kali muncul di tahun 1999, saat terjadi wabah di kalangan peternak babi di Malaysia. Meskipun tidak ada wabah baru yang dilaporkan di Malaysia sejak tahun 1999, virus ini terus menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, khususnya di Bangladesh dan India, di mana wabah hampir setiap tahun terjadi.
Selain itu, virus ini juga telah ditemukan di reservoir alami yang diketahui, yaitu spesies kelelawar Pteropus, di sejumlah negara termasuk Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand. Ini berarti bahwa wilayah lain juga berisiko tertular virus Nipah.
Baca Juga: Marc Marquez Isyaratkan akan Umumkan Soal Masa Depannya di MotoGP India, Ada 3 Opsi
Virus Nipah memiliki beberapa cara penularan yang perlu diwaspadai. Selama wabah pertama di Malaysia, sebagian besar penularan pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan tubuh mereka yang terkontaminasi. Kontak tanpa pelindung dengan cairan babi yang tidak terlindungi juga dapat menjadi sumber infeksi.
Dalam wabah di Bangladesh dan India, penularan virus Nipah terjadi melalui konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan yang terkontaminasi oleh urin atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi. Ini menunjukkan betapa pentingnya memastikan kebersihan dan keamanan makanan.
Selain itu, penularan manusia ke manusia juga telah dilaporkan, terutama di antara keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi. Virus ini juga bisa menyebar di lingkungan layanan kesehatan, sehingga perlu diambil tindakan pencegahan yang ketat.
Gejala dan Diagnosis
Gejala infeksi virus Nipah sangat bervariasi, mulai dari infeksi tanpa gejala hingga infeksi saluran pernafasan akut dan ensefalitis yang fatal. Gejala awal termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan. Gejala ini dapat berkembang menjadi masalah pernafasan parah, termasuk gangguan pernafasan akut, serta ensefalitis akut yang bisa berujung pada koma.
Masa inkubasi virus Nipah berkisar antara 4 hingga 14 hari, namun kadang-kadang bisa lebih lama. Tingkat kematian kasus diperkirakan mencapai 40% hingga 75%, yang dapat bervariasi tergantung pada wabah dan manajemen klinis yang ada.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah