Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 50 produk obat tradisional dan suplemen kesehatan yang mengandung bahan kimia obat atau BKO. Lantaran klaimnya merupakan obat tradisional serupa jamu, sehingga produk tersebut tidak boleh mengandung Bahan Kimia Obat (BKO).
Berdasarkan proses pengawasan selama September 2022 sampai Oktober 2023, BPOM menemukan hingga jutaan pieces produk obat tradisional BKO.
"Temuan sebanyak lebih dari satu juta pieces dengan nilai keekonomian lebih dari Rp 39 Milliar yang tersebar di seluruh Indonesia. Terutama di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan," ungkap Plt Kepala BPOM Lucia Rizka Andalucia dalam konferensi pers di Gedung BPOM, Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Lucia menduga, produk tersebut banyak beredar di daerah-daerah tersebut karena menjadi sentral jamu juga obat tradisional. Selain pengawasan secara langsung ke toko, BPOM lakukan pengawasan terhadap produk yang diedarkan secara online pada plafrom media sosial dan e-commerce.
BPOM pun melayangkan rekomendasi kepada Kementerian Komunikasi dan Infomatika untuk melakukan pemblokiran terhadap 61.784 tautan penjualan obat tradisional dan suplemen kesehatan ilegal yang mengandung BKO.
Peredaran obat ilegal itu juga telah beredar sampai ke luar negeri. Lucia mengungkapkan kalau BPOM menerima laporan dari sejumlah negara terkait produk tersebut.
"Kita juga menerima laporan dari Badan Otoritas Pengawas Obat negara lain, seperti misalnya Amerika Serikat, Kanada, Hongkong, serta laporan dari ASEAN mkst market system yang terdiri dari Singapore dan Brunei Darrusalam, yang diinformasikan ada 143 obat tradisional dan suplemen kesehatan yang mengandung BKO," kata Lucia.
Seluruh produk tersebut sebenarnya tidak terdaftar di Indonesia, tetapi beredar secara luas. Itu sebabnya masuk dalam kategori ilegal.
"Sudah ilegal, berbahaya pula mengandung BKO. Dengan penambahan BKO pada produk obat tradisional ini masih di dominasi oleh bahan kimia obat yang paling sering yaitu sildenafil citrate dan tadalafil dengan klaim untuk menambah stamina pria," ungkap Lucia.
Baca Juga: Jamu Segera Jadi Warisan Budaya UNESCO, Tenun Indonesia Juga Menyusul
Zat kimia lainnya yang sering digunakan juga ialah dexamethasone, fenilbutazon, dan paracetamol juga ditemukan pada obat ilegal dengan klaim mengatasi pegal linu. Juga ada sibutramine sebagai klaim obat pelangsing.
Menurut Lucia, klaim obat kuat, pegal linu, serta pelangsing memang paling banyak diminati oleh masyarakat.
Bahaya Obat Tradisional Mengandung BKO
Lucia menegaskan alasan pelarangan obat tradisional mengandung bahan kimia karena bisa menyebabkan efek samping. Meski bahan kimia yang disebutkan itu memang lazim digunakan pada obat lainnya, namun penggunaannya harus berdasarkan pengawasan dokter.
Berbeda dengan obat tradisional yang dijual secara bebas juga pemakainnya tidak teekontrol tenaga medis.
"Kalau obatkan digunakan sesuai dengan resep dokter sehingga ada yang mengawasi. Tapi kalau obat tradisional dan suplemen kesehatan, bapak, ibu sekalian mendapatkan secara bebas. Anda boleh membeli tanpa anjuran dokter sehingga manakala itu terdapat bahan kimia obat yang berbahaya tadi akan beresiko pada kesehatan," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?