Suara.com - Laki-laki dikenal sebagai sosok yang tangguh dalam menghadapi berbagai masalah. Namun, siapa sangka jika laki-laki menjadi sosok yang paling banyak melakukan aksi bunuh diri.
Dari estimasi WHO, dari sekitar 6.544 kasus bunuh diri di Indonesia, sebanyak 5.096 di antaranya adalah laki-laki. Sungguh jumlah yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pelaku bunuh diri perempuan.
Lalu, apa sebenarnya penyebab laki-laki menjadi sosok yang paling banyak melakukan bunuh diri?
Dokter spesialis ilmu kedokteran jiwa, Dr dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, mengungkap bahwa meski perempuan sering mengalami masalah emosional, bahkan sampai ada pikiran untuk bunuh diri, mereka biasanya hanya memiliki ide, tetapi tidak ada kemampuan untuk melakukannya.
“Jadi masalah emosional lebih kuat pada perempuan. Akibatnya perempuan punya ide bunuh diri, tapi tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya,” ucap dokter yang kerap disapa Noriyu itu, dalam media briefing bersama PB IDI, Senin (11/12/2023).
Sementara itu, Noriyu juga menuturkan, saat laki-laki mengalami masalah emosional, mereka tidak curhat seperti para perempuan. Hal ini membuat mereka lebih sering memendam masalah emosional, sehingga akhirnya ada kepikiran bunuh diri.
Berbeda dari perempuan yang hanya memiliki ide, laki-laki punya kemampuan untuk melakukan ide bunuh diri. Oleh sebab itu, ketika pikiran bunuh diri itu muncul, mereka bisa melakukannya dengan sungguh-sungguh.
“Laki-laki itu lebih determined (bertekad), dia jarang untuk curhat seperti perempuan, tapi laki-laki punya kemampuan untuk bunuh diri, nggak cuma ide, jadi mau melakukannya,” sambung Noriyu lagi.
Hal ini karena adanya pandangan dan standar kalau laki-laki harus kuat. Selain itu, laki-laki juga seakan memiliki berbagai keharusan seperti tidak boleh menangis, bisa menyelesaikan masalah, dan lain-lain. Akibatnya, mereka tidak berbicara mengenai permasalahannya.
“Mereka tidak bicara dengan masalahnya. Ada standar laki itu harus bisa segalanya, laki-laki tidak boleh nangis, laki-laki harus strong, harus bisa problem solve, dan lainya,” jelas Noriyu.
Sebab pengaruh dan tekanan dari pandangan itu, laki-laki bisa mengalami masalah emosional. Jika berlebihan karena dipendam, akhirnya mereka memiliki pikiran bunuh diri. Dengan tekad yang ada, mereka juga lebih mampu untuk melakukannya. Oleh sebab itu, pelaku bunuh diri laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
“Mereka tidak menunjukkan outputnya (masalahnya) itu tadi, tapi tadi itu ada masalah dan mereka determined,” pungkas Noriyu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025