Suara.com - Baru-baru ini berita kematian mahasiswa Unair sedang jadi perbincangan hangat. Banyak yang bertanya-tanya apa penyebab kematiannya. Nah bagi yang ingin mengetahuinya, simak berikut ini ulasan puzzle kematian mahasiswi Unair yang dirangkum Suara.com.
Diberitakan, mahasiswi FKH (Fakultas Kedokteran Hewan) Unair (Universitas Airlangga) berinisial CA (21) ditemukan meninggal dunia dalam mobil di kawasan Sidoarjo. Dalam mobil tersebut juga ditemukan surat wasiat yang diduga Ia tulis sendiri sebelum tewas.
Penemuan mayat tersebut langsung membuat geger warga setempat dan bertanya-tanya mengenai penyebab kematiannya. Untuk penyebab kematiannya, saat ini sedang diselidiki oleh polisi.
Nah bagi yang ingin mengetahui perkembangan kasus kematian mahasiswa Unair, simak berikut ini ulasan puzzle kematian mahasiswi Unair yang dirangkum dari berbagai sumber.
Identitas Korban
Mahasiswa Unair yang ditemukan tewas dalam mobil diketahui benama Bernadette Caroline Angelica (CA). CA (21) merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Univeristas Airlangga (Unair) berprestasi yang lulus dengan IPK 3,8.
Meski telah lulus, CA masih aktif ke kampus sebagai asdos (asisten dosen) di fakultasnya sekaligus menjalani program profesi untuk jadi seorang dokter. CA yang berasa dari Kediri ini merupakan sebagai anak kedua dari 3 bersaudara.
CA ini tidak tinggal bersama keluarganya, melainkan di apartemen di kawasan Surabaya bersama dengan adiknya. Untuk agamanya, CA diketahui menganut agama Kristen.
Surat Wasiat
Dalam mobil tempat CA meninggal dunia, ditemukannya juga dua surat wasiat yang mana wasiat tersebut ditujukan untuk ibu, kedua saudaranya, paman dan sahabatnya. Berikut ini bunyi surat wasiatnya dibagikan akun @komentatorpedas_official pada Selasa (7/11/2023).
Dear Mama
Terima kasih selama ini telah melindungiku. Tetapi sekarang perlindunganmu terasa sia-sia. Aku tak pernah membuat keputusanku sendiri dalam hidup ini. Sekarang inilah bagaimana aku menunjukkan kebebasanku.
Aku memilih apa yang aku pilih dalam hidup ini. Aku tak melihat masa depan untukku. Aku tahu bagaimana kau mencintaiku. Ini bukan salahmu. Aku tidak menyalahkanmu. Maaf aku tak bisa mencintaimu kembali. Maaf aku tak dapat melindungimu.
Dear saudara laki-laki dan perempuanku
Aku berharap kalian tak berakhir seperti aku. Kalian mungkin melihat aku sebagai anak yang cerdas. Aku nggak secerdas itu. Aku adalah seorang yang bodoh yang tak pernah melihat dunia sebenarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Begini Kata DPP PDIP Soal FX Rudy Pilih Mundur Sebagai Plt Ketua DPD Jateng
-
Mendagri Tito Sudah Cek Surat Pemerintah Aceh ke UNDP dan Unicef, Apa Katanya?
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan!
-
Kayu Gelondongan Sisa Banjir Sumatra Mau Dimanfaatkan Warga, Begini Kata Mensesneg
-
SPPG Turut Berkontribusi pada Perputaran Ekonomi Lokal
-
Dukung Program MBG: SPPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar Siap Dibangun Kementerian PU
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE
-
Minggu Besok, Pesantren Lirboyo Undang Seluruh Unsur NU Bahas Konflik Internal PBNU
-
Kementerian PU Tandatangani Kontrak Pekerjaan Pembangunan Gedung SPPG di 152 Lokasi
-
Eks Mensos Tekankan Pentingnya Kearifan Lokal Hadapi Bencana, Belajar dari Simeulue hingga Sumbar