Suara.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu masalah penyakit yang dialami banyak orang di Indonesia. Terhitung, sejak 2009 sampai 2019 angka hipertensi mengalami peningkatan hingga 12 persen.
Hal ini juga menjadi satu hal yang tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, jika kondisi parah, hipertensi ini dapat menyebabkan berbagai masalah lain seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan lain-lain.
Oleh sebab itu, seseorang harus bisa mengontrol tekanan darahnya dengan minum obat seumur hidup. Minum obat itu menjadi salah satu cara untuk mengontrol tekanan darahnya sehingga menjadi normal.
Di sisi lain, sebab harus mengonsumsi obat seumur hidup. Namun, pada beberapa penderita justru mengonsumsinya tidak rutin. Pasalnya, beberapa pasien khawatir kalau konsumsi obat setiap hari itu berdampak pada ginjalnya. Namun, benarkan obat hipertensi berdampak buruk pada ginjalnya?
Sekretaris Jenderal InaSH sekaligus dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, dr. Djoko Wibisono, Sp,PD-KGH, mengatakan, obat hipertensi tidak berdampak pada ginjal. Justru hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik yang justru dapat menjadi penyebab masalah pada ginjal.
“Yang merusak ginjal itu bukan obat hipertensinya, tapi lebih ke tekanan darah tinggi yan tidak terkendali. Hipertensi itu kan penyakit PTM, obatnya long life. Minum obat seterusnya, agar hidupnya sehat," kata dr. Djoko konferensi pers 18th Scientific Meeting InaSH, Jumat (23/2/2024).
Oleh sebab itu, tak ada alasan untuk tidak mengonsumsi obat. Pasalnya, obat itu dilakukan untuk mengontrol tekanan darah penderita hipertensi.
Sementara itu, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Erwinanto, Sp.JP(K), FIHA menjelaskan, hipertensi menjadi penyakit yang angkanya tidak pernah turun. Kondisi ini sebab hipertensi akan terus melekat seumur hidup. Oleh sebab itu, hal yang diperhatikan lebih kepada mengontrolnya.
“Hipertensi seumur hidup sehingga jumlahnya tak pernah menurun. Yang ada jumlahnya menambah lagi,” kata dr. Erwinanto.
Baca Juga: Gandeng Perusahaan Global, Etana Mau Produksi Obat Imunoterapi Kanker yang Murah
Saat ini justru yang difokuskan yakni mengontrol agar angka hipertensi tidak semakin meningkat. Sementara untuk penderita harus konsumsi obat agar tekanan darahnya normal. Bukan hanya itu, untuk mengontrolnya juga harus didukung dengan gaya hidup yang sehat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!