Suara.com - Tradisi Lebaran yang diwarnai dengan hidangan lezat, seringkali menjadi pencetus beberapa masalah kesehatan, salah satunya kolesterol tinggi. Hal ini karena kebanyakan kuliner Lebaran merupakan makanan tinggi lemak dan kalori, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan, karena dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan jangka panjang.
Faktanya, kolesterol tinggi memang sudah merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pasca-Lebaran. Mengutip siaran pers dari Alodokter, dr. Abi Noya menekankan bahwa kolesterol tinggi merupakan faktor risiko penting untuk diperhatikan karena berkaitan langsung dengan peningkatan risiko terjadinya plak di dalam pembuluh darah, penyebab utama penyumbatan pembuluh darah.
"Kondisi tersebut berpotensi mengakibatkan serangan jantung atau stroke. Jadi, penting bagi kita untuk mengendalikan kadar kolesterol terutama pada masa liburan yang mungkin diisi dengan makanan yang tidak sehat," katanya mengingatkan.
Lebih jauh, dr. Abi menjelaskan bahwa selain pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik selama liburan Lebaran juga dapat menambah pada masalah kolesterol tinggi.
Ketika pola makan yang kaya lemak dan kolesterol bertemu dengan gaya hidup yang minim gerakan, risiko kesehatan meningkat secara signifikan.
Kurangnya aktivitas fisik tidak hanya menghambat metabolisme tubuh dalam mengelola lemak, tetapi juga berkontribusi pada penumpukan kolesterol jahat dalam pembuluh darah. Inilah yang kemudian membuka pintu bagi berbagai penyakit kardiovaskular.
Lalu, bagaimana cara mencegah kolesterol tinggi sambil merayakan Lebaran? Meski Lebaran masih beberapa hari lagi, dr. Abi memberikan beberapa tips yang perlu diingat dari sekarang.
"Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi, seperti gorengan, olahan santan dan daging merah. Kita sadari memang berbagai masakan daging merah seperti rendang atau balado daging sering menjadi pilihan favorit. Namun lebih baik pilih atau selingi dengan makanan tinggi serat, seperti buah, kacang, dan biji-bijian," katanya.
Kemudian yang juga penting adalah menghindari terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman manis, seperti kue-kue kering dan minuman bersoda atau minuman kemasan.
"Selain memperhatikan asupan makanan, penting juga untuk tetap aktif secara fisik. Sempatkan waktu untuk berolahraga setiap hari, bahkan dalam intensitas ringan seperti berjalan kaki," katanya lagi.
Untuk tindakan pencegahan, memang yang terbaik dimulai sebelum Lebaran. Sebagai langkah awal, Anda dapat memanfaatkan layanan telemedisin untuk berkonsultasi dengan dokter dan meminta arahan mengenai cara menjaga kesehatan, termasuk mengendalikan kolesterol.
Lewat konsultasi ini, Anda bisa menemukan solusi tepat dan efisien untuk mencegah masalah kolesterol tinggi setelah Lebaran. Terlebih, jika Anda memang sudah memiliki riwayat kolesterol tinggi atau kondisi kesehatan lainnya.
Menjaga kesehatan di masa merayakan Lebaran adalah investasi penting untuk kondisi kesehatan yang lebih baik pasca hari raya. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan memanfaatkan layanan telemedisin dengan bijak, kita dapat menikmati hari-hari setelah lebaran dengan nikmat sehat dan bugar. Dan yang terpenting, kita dapat merayakan momen hari raya tanpa khawatir akan dampak buruk bagi kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi