Suara.com - Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) termaduk dalam penyebab kematian ketiga di seluruh dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Angka kematian pengidap PPOK bahkan mencapai 3,23 juta orang pada tahun 2019. Padahal, PPOK sendiri bukan termasuk penyakit menular.
Dokter spesialis paru Dr. dr. Susanthy. Djajalaksana, Sp.P(K)., menjelaskan bahwa penyebab PPOK umumnya karena tingginya pajanan faktor risiko, seperti merokok maupun sekadar terpapar asap rokok serta pencemaran udara di dalam maupun di luar ruangan atau di tempat kerja. Oleh sebab itu, PPOK sendiri dapat dicegah.
"PPOK merupakan penyakit yang umum, dapat dicegah, dan diobati. Peran tenaga medis dalam memberikan diagnosa yang tepat dan lebih dini menjadi penting, sehingga dapat mengurangi perkembangan penyakit dan risiko kondisi yang lebih buruk atau komplikasi pada penderita PPOK. Selain itu perawatan dan pemantauan yang berkelanjutan juga sangat penting untuk mengelola gejala dan mencegah komplikasi," kata dokter Susanthy dalam keterangannya.
Dengan pengelolaan PPOK yang tepat kualitas hidup pengidapnya dapat menjadi lebih baik, lanjutnya. PPOK merupakan salah satu penyakit yang mengganggu pada sistem pernapasan, di mana organ paru-paru mengalami peradangan dalam jangka waktu lama. Kondisi peradangan itu secara klinis ditemukan di sebagian organ paru atau bisa juga seluruhnya.
Penyakit obstruksi paru yang menahun ini bersifat progresif atau dapat memburuk sejalan dengan waktu. Namun dengan pengobatan yang tepat, penderita penyakit obstruktif menahun dapat terbebas dari gejala dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Menurut dokter Susanthy, penggunaan inhaler dengan kandungan tiotropium bromide menjadi metode medis untuk mengendalikan dan mencegah gejala yang timbul akibat asma dan penyakit PPOK.
"Tiotropium mampu mengendalikan gejala, bekerja dengan cara merelaksasi dan melebarkan otot pada saluran pernapasan sehingga penderita PPOK dapat bernapas dengan lebih mudah," jelasnya.
Ketua Pokja Asma PPOK PDPI dr. Budhi Antariksa, Ph.D, Sp.P(K) juga menjelaskan kalau tiotropium menjadi pilihan pengobatan yang bermanfaat bagi pasien dengan kondisi pernapasan kronis, telah terbukti secara klinis mampu meningkatkan fungsi paru-paru, mengurangi sesak napas, serta gangguan pernapasan akut.
"Pemberian obat ini mampu meningkatkan kualitas hidup pasien-pasien PPOK," ujarnya.
Baca Juga: Politikus PDIP Optimis Jakarta Bebas Macet dan Polusi Udara Usai IKN Pindah
Dokter Budhi mengimbau kalangan medis untuk menyarankan penderita PPOK menghindari pajanan, seperti polusi udara ataupun asap rokok yang dapat menyebabkan kian buruknya saluran pernapasan mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya