Suara.com - Stunting, kondisi gagal tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi momok di berbagai daerah di Indonesia. Tingkat prevalensi stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, dengan data terbaru menunjukkan 21,6 persen balita mengalami stunting.
Di balik angka tersebut, terdapat kompleksitas faktor yang berkontribusi terhadap tingginya risiko stunting di daerah. Melansir laman resmi Unicef, faktor-faktor ini dapat dikategorikan menjadi beberapa aspek, yaitu:
1. Akses Gizi dan Kesehatan
Kemiskinan dan pola asuh yang kurang baik dapat menyebabkan anak kekurangan asupan gizi yang penting untuk pertumbuhannya. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi juga meningkatkan risiko infeksi pada anak, yang dapat menghambat penyerapan gizi.
Faktor lain adalah kurangnya akses terhadap layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk imunisasi dan edukasi gizi, dapat meningkatkan risiko stunting.
2. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
Ibu dengan pendidikan rendah umumnya memiliki pengetahuan dan praktik pengasuhan yang kurang baik, yang dapat meningkatkan risiko stunting pada anaknya.
Praktik pernikahan dini dan pola pemberian makan yang tidak sesuai dengan anjuran kesehatan dapat berkontribusi terhadap stunting.
3. Faktor Lingkungan
Akses air bersih dan sanitasi yang buruk, meningkatkan risiko infeksi pada anak, yang dapat menghambat penyerapan gizi.
Pencemaran udara dan paparan bahan kimia berbahaya dapat berdampak negatif pada kesehatan anak dan meningkatkan risiko stunting.
Melawan Stunting di Penajam Paser Utara dengan Komunitas Isi Piringku
Prevalensi stunting di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, menurun dari 27,3% pada 2021 menjadi 21,8% pada 2022, namun masih di atas rata-rata nasional sebesar 21,6%. Stunting disebabkan oleh pola asuh dan asupan gizi yang kurang selama kehamilan dan masa balita, yang berdampak jangka panjang pada perkembangan fisik dan kognitif anak.
Menanggapi masalah ini, Danone Indonesia meluncurkan program Komunitas Isi Piringku di PPU bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten dan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah. Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, gizi, dan pola asuh yang baik untuk anak.
Drs. Makmur Marbun, M.Si, Penjabat Bupati PPU, mengapresiasi inisiatif ini dan berharap tidak ada lagi anak stunting atau kekurangan gizi di PPU. Ariati Dina Puspitasari, Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah, juga mendukung program ini yang sejalan dengan visi mereka menciptakan generasi sehat dan kuat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek