Suara.com - Meningkatnya prevalensi perokok anak menjadi perhatian serius, mengingat dampak rokok yang bisa menjadi ancaman bonus demografi di masa depan. Kira-kira apa ya penyebab perokok anak meningkat?
Peneliti Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI), Risky Kusuma Hartono, PhD blak-blakan menyebut salah satu alasannya adalah warung yang menjual rokok batangan alias ketengan. Bahkan rokok batangan sangat mudah ditemukan di sekitar sekolah. Aksi penjualan rokok batangan ini dilakukan warung informal.
Dari fakta ini, menurut Risky, kawasan tanpa rokok (KTR) di lingkungan sekolah saja belum cukup untuk melindungi anak dari kemudahan akses membeli rokok batangan.
"Zaman sekolah kita punya Permendikbud (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ada KTD di lingkungan sekolah. Tapi ketika keluar gerbang sekolah, KTR ini tidak berlaku. Problematikanya banyak sekali warung yang menjual rokok dengan harga cukup murah," ujar Risky saat dihubungi suara.com baru-baru ini.
Hal ini juga sesuai dengan temuan terbaru PKJS UI di DKI Jakarta, yang dilakukan dengan cara memantau pemetaan google maps, ditemukan sekitar 20 persen warung di sekitar sekolah.
"Sehingga berdasarkan data kepadatan penduduk kita, setiap 1.000 penduduk ada satu warung penjual rokok, jadi ini ketika tidak diatur akan membahayakan," ujar Risky.
Bahkan data studi PKJS UI pada 2023 juga menemukan fakta menarik, berdasarkan analisis parsial atau sebagian wilayah jika ada satu warung sukses menjual rokok batangan, maka akan memicu penjualan atau pembukaan warung rokok batangan di sekitar lokasi tersebut.
"Itu tidak hanya berlaku pada warung rokok saja, itu juga berlaku pada rokok elektronik. Jadi di penelitian kami terbaru itu selain, ada peningkatan jumlah warung rokok dalam 5 tahun terakhir terdapat peningkatan, dan juga penjual rokok elektronik meningkat pesat," papar Risky.
Penelitian yang berjudul Distribusi Spasio-Temporal Penyedia Rokok (Batangan & Elektronik) di tiga kota di Indonesia 2015 hingga 2022 dan dipublikasi pada Juli 2023 ini dilakukan di Kota Medan, Kota Bogor dan Kota Malang.
Baca Juga: 6 Tuntutan Industri Rokok di RPP Kesehatan, Ada 3 Point yang Tidak Lindungi Anak!
Studi dilakukan karena ketiga kota ini sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Bahkan Bogor dan Malang juga punya Perda tentang Reklame.
Penelitian ini juga didasarkan pada studi PKJI UI pada 2023 yang menemukan harga rokok batangan sangat murah, yaitu Rp 1.500 per batang di warung informal dan bahkan pembeliannya boleh berutang. Lalu didasarkan pula pada penelitian Nurhasanah pada 2022, yang mengatakan penjualan rokok batangan menjadi akses utama anak jalanan membeli rokok.
Sebagai informasi, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukan prevalensi perokok anak, meningkat dari 7,2 persen pada 2013 menjadi 9,1 persen pada 2018.
Lalu pengguna rokok elektrik di bawah usia 15 tahun juga melonjak 10 kali lipat. Dari 0,3 persen atau setara 480 ribu anak di 2011, menjadi 3,0 persen atau setara 6,6 juta anak pada 2021. Hal ini sesuai dengan temuan Global Adults Tobacco Survey (GATS) pada 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Harga Emas Antam Meroket, BSI Tawarkan BSI Gold di Harga Rp2.154.600/Gram
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
Terkini
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik