Suara.com - Banyak orang mengatakan bahwa tidak merokok akan menjauhkan kita dari penyakit. Padahal, jika lingkungan sekitarnya penuh para perokok, siapa sangka benda berbentuk silinder itu bisa menjadi sumber penyakit bagi banyak orang, seperti yang dialami pelajar T (17).
Tidak pernah terbayang bagi T kalau dampak asap rokok yang dihirupnya dari orang lain itu pada akhirnya membuat kesehatannya terganggu. Padahal, awalnya T merasa aman karena dirinya bukanlah seorang perokok.
Sempat tidak merasa khawatir lantaran sering terpapar asap rokok, namun, seiring berjalannya waktu justru kondisi kesehatannya malah memburuk. Rasa bugarnya mulai hilang seiring banyaknya paparan asap yang terus terhirup.
Akibatnya, T harus alami batuk-batuk hingga serangan asma karena terpapar asap dari para perokok di sekitarnya. Mirisnya, paparan asap rokok ini justru berasal dari orang-orang terdekatnya baik keluarga, lingkungan rumah, hingga teman sekolah.
Kondisi ini tidak hanya terjadi pada T. Masalah serupa juga dialami beberapa anak-anak lainnya di usia pelajar. Mereka alami masalah pernapasan karena paparan rokok, yang pada akhirnya membuat aktivitas sehari-harinya terganggu.
“Kasus paparan asap rokok pada anak dapat membuat masalah pernapasan, seperti ISPA, batuk-batuk, stunting, dan lainnya. Mereka yang terpapar itu mungkin dari lingkungan keluarga, sekolah atau perkumpulan teman-temannya. Padahal, ini menganggu aktivitas hidupnya,” ungkap Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi, dr. Fauzi Mahfuzh, Sp.A(K), FAPSR kepada Suara.com, Senin (10/6/2024)
Paparan asap rokok pada anak dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kanker paru, tenggorokan dan lainnya. Tetap saja masalah pernapasan bagi para pelajar itu akan menjadi hal yang tidak bisa dianggap remeh.
Kandungan yang ada di dalam rokok juga dapat membuat dampak besar jika dibiarkan terus-menerus. Apalagi, paparan rokok ini juga tidak hanya berupa asap, tapi juga berbagai bahan kimia.
“Bukan cuma asap, misalnya ayah merokok terus baunya menempel itu bisa berdampak pada kesehatan anak,” sambungnya.
Baca Juga: Lari dan Jalan Sehat, Cara Anak Muda Gaungkan Bahaya Rokok
Kasus yang dialami T dan anak lainnya ini juga harus jadi fokus penting. Apalagi masalah pernapasan yang dialami itu justru dapat berkembang menjadi penyakit yang parah lainnya, seperti penyakit paru, penyakit jantung, hingga kanker. Semua hal tersebut dapat terjadi hanya karena paparan dari orang terdekat.
Selain itu, para pelajar itu juga memiliki kemungkinan menjadi perokok aktif ketika beranjak dewasa lantaran melihat lingkungannya.
Para pelajar biasanya juga memiliki ego untuk terlihat keren. Hal itu membuatnya memilih untuk menjadi perokok aktif sebagai pembuktian.
“Hal ini juga cukup sulit karena anak-anak dan remaja biasanya memang gaya hidup. Bagi anak-anak itu identitas dirinya biar kelihatan macho, jantan, keren, akhirnya mencoba dulu satu. Tapi itu membuat kecanduan, belum lagi di keluarga ada contoh perokok aktif jadi mereka ikut-ikutan” kata dr. Fauzi.
Karena itu pentingnya pencegahan agar dapat mengurangi masalah pernapasan anak karena rokok, baik mereka yang merokok ataupun terpapar. Dalam masalah ini, peraturan yang ditetapkan juga harus tegas. Selain itu, lingkungan terdekat, hingga promosi rokok harus bisa dikontrol.
“Untuk pencegahannya ya memang peraturannya harus ketat kalau anak tidak boleh merokok. Selain itu lingkungan dan saya berharap orang tua bisa memberikan contoh baik untuk tidak merokok. Terus juga promosi rokok harus dibatasi,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi