Suara.com - Usia 40 tahun ke atas berisiko alami lonjakan tekanan darah atau hipertensi. Penyakit ini merupakan salah satu silent killer atau kondisi yang diam-diam mematikan, karena bisa menyebabkan sakit jantung, gagal ginjal, hingga stroke. Lantas, bagaimana cara mengantisipasinya?
Medical Underwriter Sequis, dr. Debora Aloina Ita Tarigan, mengatakan bahwa saat seseorang sudah memasuki usia di atas 40 tahun, tekanan darahnya kerap menunjukan angka lebih dari 140/90 ketika diperiksa.
Meski mayoritas hipertensi dialami usia di atas 40 tahun tapi kata dr. Debora, saat ini usia milenial sudah mulai mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini sesuai dengan Data dari Riset Kesehatan Dasar (2018) yang menyebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen, dengan orang-orang berusia 25 hingga 44 tahun dan mereka yang tinggal di perkotaan memiliki risiko lebih tinggi.
Kondisi ini dipengaruhi multi faktor, dan paling banyak disebabkan gaya hidup yang tidak sehat seperti sering mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol, sering mengonsumsi junk food, kurang bergerak, kebiasaan merokok dan menggunakan vape, konsumsi alkohol berlebihan, jam tidur tidak teratur, dan stres.
"Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat merusak kesehatan dan jika terus dilakukan, risiko terkena hipertensi juga semakin tinggi," papar dr. Debora.
Faktor lain yang juga dapat memicu hipertensi adalah konsumsi obat penghilang rasa nyeri, pil kontrasepsi, obat penurun berat badan yang populer di kalangan milenial, dan zat-zat stimulan seperti nikotin, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu, faktor genetik dan penuaan juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap hipertensi.
“Jika sudah terkena hipertensi, harus dikelola sebelum terjadi masalah kesehatan yang lebih serius. Cegah komplikasi dengan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan anjuran sesuai kondisi riwayat kesehatan. Kepatuhan menjalankan pengobatan dengan konsumsi obat hipertensi sesuai dosis dan jadwal serta melakukan pemeriksaan secara berkala menjadi kunci untuk mengendalikan tekanan darah pada tingkat yang lebih baik," jelas dr. Debora.
"Jika tidak diobati dan dikelola, hipertensi dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal serta masalah kesehatan serius lainnya,” sambungnya.
Perlu diketahui hipertensi cenderung tidak dapat sembuh, tetapi dapat dikontrol dengan mengonsumsi obat sesuai dosis dari dokter. Konsisten dan disiplin mengonsumsi obat sangat penting untuk memastikan efektivitasnya.
Baca Juga: Mengapa Konsumsi Garam Berlebih Picu Hipertensi dan Penyakit Jantung? Dokter Ungkap Alasannya
“Jika Anda merasa baik-baik saja, tidak ada salahnya memeriksakan diri dahulu. Jika hasil pemeriksaan berulang menunjukan tekanan darah tinggi tidak menurun, maka lakukan pemeriksaan ke dokter agar mendapat pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda. Inisiatif memeriksa tekanan darah sangat baik dilakukan karena hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala awal atau disebut dengan silent killer,“ papar dr. Debora.
Inilah sebabnya, mencegah hipertensi untuk usia di atas 40 tahun juga cenderung kompleks, tapi di saat bersamaan jadi kunci untuk menekan naiknya prevalensi hipertensi. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sehat.
Beberapa gaya hidup itu seperti olahraga rutin, tidur cukup, pola makan dengan diet yang sehat serta mengurangi asupan garam dan MSG, berhenti merokok dan vape, menghindari minuman beralkohol, serta rutin memeriksakan tekanan darah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar