Suara.com - Penyandang disabilitas tuli kerap disulitkan dalam akses layanan kesehatan, karena masih banyak petugas medis seperti dokter maupun suster yang tidak menguasai bahasa Isyarat Indonesia alias Bisindo.
Hal ini diakui Teman Tuli sekaligus Co-Founder FeminisThemis, Nissi Taruli Felicia yang kerap mendapati banyak teman perempuan dengan kondisi serupa kesulitan mendapat informasi dari dokter atau perawat, karena tidak bisa mendengar. Sedangkan petugas kesehatan tersebut tidak bisa bahasa isyarat.
"Jadi misalnya teman tuli melahirkan atau sakit, mereka tidak bisa dapat informasi yang jelas karena layanan kesehatan belum inklusif," ungkap Nissi beberapa waktu lalu di Jakarta Selatan.
Menurut Nissi Bisindo sudah menjadi alat komunikasi yang mudah ditemui di masyarakat, dan ditempatkan selaiknya bahasa Inggris atau bahasa daerah. Sehingga layanan publik di pemerintahan, bisa difasilitasi dengan adanya penerjemah bahasa isyarat.
"Semua harus belajar bahasa isyarat karena kalau kita khususkan di profesi tertentu gimana caranya supaya bisa inklusif. Layanan publik semuanya harus belajar bahasa isyarat, termasuk pendidikan juga. Artinya kalau orang bekerja di layanan penting belajar bahasa isyarat, karena kita nggak tahu kapan kita ketemu komunitas tuli kan," sambung Nissi.
Di kesempatan lain, Country Division Head Bayer Consumer Health Indonesia & Malaysia, Kinshuk Kunwar yang mengatakan penyandang disabilitas seperti teman tuli rentan mengalami berbagai risiko akibat dampak dari keterbatasan akses akan informasi, pendidikan, dan kesehatan yang memadai.
Apalagi data 2023 menunjukan jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5% dari jumlah penduduk Indonesia.
"Setiap individu berhak mendapatkan akses yang sama terhadap produk dan informasi kesehatan, serta berhak mendapatkan hidup lebih lebih sehat. Kami percaya bahwa ketika orang memiliki kemampuan untuk merawat kesehatan diri mereka sendiri, mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih baik," ujar Kinshuk Kunwar melalui keterangan yang diterima suara.com, Jumat (14/6/2024)
Ini jugalah yang jadi alasan Bayer Consumer Health Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Karya Insan Sejahtera (Precious One) untuk membuat siaran edukasi kesehatan pertama di Indonesia menggunakan bahasa Isyarat atau Bisindo.
Baca Juga: Tingkatkan Taraf Perekonomian Penyandang Disabilitas, Pemkab Mojokerto Bagikan Modal Usaha
Edukasi kesehatan mandiri ini dilakukan melalui e-commerce dengan menjangkau lebih dari 100.000 penyandang disabilitas Tuli di Indonesia. Berkat inovasi yang unik ini, hasilnya Bayer meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia alias MURI.
Tujuan dari edukasi untuk disabilitas tuli, yaitu agar para teman tuli mampu hidup lebih mandiri, termasuk mampu merawat kesehatannya sendiri dan kualitas hidup lebih baik dari sebelumnya.
Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir. Bahasa isyarat merupakan bahasa yang digunakan oleh komunitas tuli untuk berkomunikasi.
Tidak hanya itu, bahasa isyarat juga merupakan alat bagi penggunanya untuk mengidentifikasi diri dan memperoleh informasi. Perbedaan mendasar antara bahasa isyarat dan bahasa lisan terletak pada modalitas atau sarana produksi dan persepsinya.
Bahasa lisan diproduksi melalui alat ucap (oral) dan dipersepsi melalui alat pendengaran (auditoris), sementara bahasa isyarat diproduksi melalui gerakan tangan (gestur) dan dipersepsi melalui alat penglihatan (visual). Dengan demikian, bahasa lisan bahasa yang bersifat oral-auditoris, sementara bahasa isyarat bersifat visual-gestural.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja