Suara.com - Raffi Ahmad baru saja mengikuti lomba lari Pocari Sweat Run Indonesia 2024 di Bandung, pada Minggu (21/7/2024). Kali ini, Raffi memilih mengikuti kategori half marathon. Bukan tanpa alasan ia memilih kategori lari 21,6 km tersebut. Hal itu juga sekaligus sebagai persiapan untuk ia mengikuti Berlin Marathon yang akan berlangsung di bulan September 2024 mendatang.
"Aku virgin pertama kali lari tahun lalu, dan sekarang dikasih tiketnya half marathon. Sekalian persiapan juga buat dua bulan lagi ke Berlin. Mohon doanya," kata Raffi saat ditemui di Gedung Sate, Bandung.
Tidak sendirian, kali ini ia berlari ditemani Nagita Slavina, yang memilih ikut di kategori 10K. Meski tak berlari di kategori yang sama, Raffi mengaku senang karena bisa ikut lomba lari ini bersama sang istri. Ia bahkan mengaku tahun depan ingin mengajak anak sulungnya, Rafathar.
"Eh 5K itu anak kecil boleh nggak, sih?" tanya Raffi kepada Puspita Winawati, Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka, yang juga hadir bersamanya.
"Pokoknya selama kalau masih kecil, ada pendampingan orang tua. Tapi misalnya kalau sudah SD, boleh," jawab Wina.
"Oh berarti Rafathar tahun depan bisa ikut," kata Raffi.
Ajang lomba lari memang kerap dimanfaatkan oleh keluarga untuk berolahraga bersama. Bahkan menurut Wina, dalam kategori 5K di Pocari Sweat Run Indonesia 2024 yang berlangsung pada Sabtu (20/7/2024), juara ketiganya adalah anak usia 12 tahun.
Lalu, bagaimana tips mengajak anak ikut lomba lari? Apa saja yang harus dipersiapkan oleh orang tua?
Membiasakan anak berolahraga sejak dini dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan dan perkembangan mereka. Dan salah satu cara yang menyenangkan untuk mengajak anak berolahraga adalah dengan mengikutsertakan mereka dalam lomba lari.
Baca Juga: 8 Potret Wanda Hara: Dikecam usai Pakai Cadar di Kajian Ustaz Hanan Attaki
Namun, tentu saja perlu strategi yang tepat agar anak merasa antusias dan termotivasi untuk berpartisipasi.
Berikut beberapa tips yang dapat membantu orang tua dalam mempersiapkan anaknya ikut lomba lari:
1. Pilih kategori lomba yang sesuai kemampuan anak
Pertimbangkan usia dan kemampuan anak. Pilihlah lomba lari yang sesuai dengan kategori usia mereka dan perhatikan jarak tempuhnya. Untuk anak yang masih pemula, kategori 5K bisa jadi pilihan.
2. Bicarakan dengan anak
Tanyakan kepada anak apakah mereka tertarik untuk mengikuti lomba lari. Jelaskan kepada mereka tentang manfaat mengikuti lomba lari, seperti berolahraga, bersenang-senang, dan bertemu teman baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah