Suara.com - Susu UHT (Ultra High Temperature) merupakan salah satu jenis olahan susu yang populer dan mudah ditemukan di pasaran. Karena kemasannya yang praktis, serta memiliki pilihan rasa yang beragam dan enak, susu UHT disukai tak hanya oleh anak-anak tapi juga orang dewasa.
Meski demikian, masih banyak mitos yang beredar mengenai susu jenis ini. Salah satu yang paling sering didengar adalah anggapan bahwa susu UHT tidak menyehatkan. Mari kita bedah satu per satu mitos dan fakta susu UHT berdasarkan paparan dari Prof. Dr. Irma Isnafia Arief, Guru Besar Bidang Mikrobiologi Hasil Ternak, IPB University, dikutip dari YouTube IPB TV, Rabu (31/7/2024).
1. Susu UHT mengandung pengawet
Dikatakan Prof. Irma, susu UHT telah melewati ultra high temperature process, yaitu proses pemanasan pada suhu tinggi dalam waktu singkat. Proses ini telah terbukti dapat membunuh kuman dan bakteri di dalam susu, sehingga membuat susu UHT lebih awet dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama tanpa diberi zat pengawet tambahan. Namun, jika kemasannya sudah dibuka, susu UHT harus cepat dihabiskan.
2. Susu UHT tidak bergizi
Mitos ini muncul karena proses pemanasan yang dilewati susu UHT dianggap dapat menyebabkan gizi yang terkandung pada susu menjadi rusak. Namun menurut Prof Irma, pada kenyataannya, proses pemanasan pada susu UHT tidak menghilangkan kandungan nutrisi pada susu. Bahkan, produsen susu UHT seringkali melakukan fortifikasi atau menambahkan nutrisi pada produknya agar nutrisi yang terkandung pada susu UHT semakin tinggi.
3. Ibu hamil dan balita tidak boleh minum susu UHT
Banyak orang beranggapan bahwa susu UHT tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak-anak. Padahal, susu UHT bisa dikonsumsi oleh siapa pun, termasuk anak di atas usia 1 tahun. Susu UHT, meskipun diproses dengan pemanasan bersuhu tinggi, tapi prosesnya short time atau singkat, yaitu sekitar 1-2 detik.
"Sehingga pada teknologi yang sekarang, kandungan nutrisinya tidak hilang sampai 100 persen. Bahkan kehilangan nutrisi sangat sedikit kecil. Teknologi saat ini semakin berkembang di bidang teknologi pangan," kata Prof. Irma.
Baca Juga: Apakah Menyimpan Susu UHT Harus Dingin? Begini Cara Penyimpanan yang Benar dan Manfaatnya!
4. Susu UHT menyebabkan diare
Anggapan ini bisa benar ataupun salah, tergantung pada kondisi individu yang mengkonsumsi susu UHT. Konsumsi susu dapat menyebabkan diare, kram perut, dan juga kembung pada individu yang memiliki kondisi intoleransi laktosa, yaitu sebuah gangguan pencernaan di mana tubuh seseorang tidak bisa mencerna laktosa.
"Jadi, laktosa itu harus dicerna oleh enzim laktase. Namun, tidak semua orang mempunyai enzim itu di dalam tubuhnya. Sehingga, sebagian orang itu akan mempunyai kondisi lactose intolerance, yaitu tidak toleran terhadap laktosa. Itulah yang menyebabkan diare," kata Prof. Irma.
Demikian penjelasan mitos dan fakta susu UHT. Jadi, tidak perlu khawatir lagi saat mengkonsumsi susu UHT, ya. Karena yang terpenting, jangan berlebihan mengonsumsinya, terutama susu UHT dengan perasa yang tinggi gula.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah