Suara.com - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa dengan menurunkan prevalensi merokok secara global hingga hanya 5 persen, diharapkan meningkatkan angka harapan hidup dan mencegah jutaan kematian dini di seluruh dunia pada tahun 2050.
Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat The Lancet dan menyoroti berbagai skenario untuk mengurangi dampak buruk merokok terhadap kesehatan masyarakat.
Merokok menjadi faktor utama penyebab berbagai penyakit kronis dan kematian dini. Data yang diperoleh dari tahun 1990 hingga 2021 menunjukkan bahwa merokok telah mengakibatkan lebih dari 175 juta kematian dan menyebabkan hilangnya hampir 4,30 miliar tahun hidup.
Penelitian tersebut memproyeksikan tiga skenario terkait prevalensi merokok dan dampaknya terhadap harapan hidup serta jumlah tahun hidup yang hilang akibat berbagai penyebab, termasuk penyakit serius yang terkait langsung dengan merokok.
Dalam skenario pertama, jika tren merokok saat ini tetap berlanjut, diperkirakan prevalensi merokok global akan turun menjadi 26 persen pada pria dan 30 persen pada wanita pada tahun 2050.
Meski demikian, penurunan ini masih akan menyebabkan kehilangan 29,3 miliar tahun hidup bagi pria dan 22,2 miliar bagi wanita. Namun, harapan hidup global akan sedikit meningkat dari 73,6 tahun pada 2022 menjadi 78,3 tahun pada tahun 2050.
Skenario kedua menggambarkan penghapusan total merokok mulai tahun 2023. Hasilnya, sebanyak 2,04 miliar tahun hidup akan terselamatkan, dan harapan hidup akan naik menjadi 77,6 tahun untuk pria serta 81 tahun untuk wanita pada tahun 2050.
Skenario ketiga, di mana prevalensi merokok akan dikurangi secara bertahap hingga 5 persen pada tahun 2050, juga menunjukkan hasil yang positif dengan mengurangi sekitar 735 juta tahun hidup yang hilang pada pria dan 141 juta tahun pada wanita, serta meningkatkan harapan hidup hingga 77,1 tahun untuk pria dan 80,8 tahun bagi wanita.
Manfaat terbesar dari pengurangan merokok ini diharapkan akan dirasakan oleh pria di Asia Timur, Tengah, dan Tenggara, dengan tambahan 1,2 hingga 1,8 tahun hidup. Wanita di Asia Timur, Amerika Utara, dan Oseania juga diprediksi memperoleh tambahan antara 0,3 hingga 0,5 tahun hidup.
Meskipun demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Studi tidak mempertimbangkan dampak pengurangan paparan asap rokok pasif maupun potensi dampak kesehatan dari penggunaan rokok elektrik.
Selain itu, faktor kemajuan di bidang kesehatan seperti deteksi dini kanker paru atau pengobatan yang lebih efektif juga tidak diperhitungkan dalam proyeksi.
Profesor Stein Emil Vollset, penulis senior dalam penelitian ini, menegaskan bahwa dunia harus terus berupaya keras untuk mengurangi dan akhirnya menghilangkan merokok secara global. Ia menambahkan, jutaan nyawa dapat diselamatkan jika upaya ini berhasil dilakukan hingga 2050. (antara)
Berita Terkait
-
Benarkah Merokok Berlebihan Bisa Rusak Kesehatan Mental? Ini Faktanya
-
Lebih Baik Beli Telur Ketimbang Rokok? Ini Kata Ahli Gizi
-
Indonesia Darurat Rokok, Bisakah Tobacco Harm Reduction Jadi Solusi?
-
Satu Batang Rokok Kurangi Harapan Hidup hingga 20 Menit, Ini Faktanya
-
Ingin Ingatan Tajam di Hari Tua? Hentikan Kebiasaan Merokok dari Sekarang!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!