Suara.com - Infeksi paru-paru, atau pneumonia, adalah kondisi di mana kantung udara di paru-paru mengalami peradangan dan terisi oleh cairan atau nanah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur.
Penyebab Infeksi Paru-Paru
1. Bakteri
Bakteri adalah penyebab utama pneumonia, dengan *Streptococcus pneumoniae* sebagai pelaku paling umum. Infeksi ini dapat berbahaya, terutama bagi bayi, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Selain itu, bakteri lain seperti *Haemophilus influenzae*, *Mycoplasma pneumoniae*, dan *Legionella pneumophila* juga dapat menyebabkan pneumonia. Gejala infeksi bakteri biasanya lebih parah dibandingkan dengan infeksi virus, ditandai dengan demam tinggi, batuk berdahak berwarna karat, dan nyeri dada yang tajam.
2. Virus
Virus juga merupakan penyebab umum pneumonia. Beberapa virus yang sering menginfeksi paru-paru antara lain virus influenza, virus pernapasan syncytial (RSV), dan adenovirus. Pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu, dan gejalanya cenderung lebih ringan.
3. Jamur
Infeksi jamur umumnya terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi. Jenis jamur yang dapat menyebabkan pneumonia termasuk *Pneumocystis jirovecii* dan *Histoplasma capsulatum*. Pneumonia jamur sering kali sulit diobati dan dapat menimbulkan komplikasi serius.
Faktor Risiko Infeksi Paru-paru
Dikutip dari berbagai sumber, termasuk pafirotendao.org faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi paru-paru meliputi:
1. Usia
Bayi dan lansia memiliki risiko lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum matang atau sudah melemah.
2. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Kondisi medis seperti HIV/AIDS, kanker, atau penggunaan obat imunosupresan dapat meningkatkan risiko pneumonia.
Baca Juga: AstraZeneca Indonesia Komitmen Tingkatkan Kesadaran Deteksi Dini dan Pengelolaan Penyakit Pernapasan
3. Penyakit Kroni
Penyakit seperti PPOK, asma, diabetes, dan penyakit jantung dapat merusak paru-paru dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
4. Merokok
Kebiasaan merokok merusak sel-sel paru-paru dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
5. Paparan Polusi
Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat merusak saluran pernapasan dan memudahkan mikroorganisme penyebab pneumonia untuk menginfeksi.
6. Prosedur Medis
Penggunaan ventilator atau pemasangan tabung melalui mulut atau hidung dapat meningkatkan risiko infeksi paru-paru.
Gejala Infeksi Paru-paru
Gejala pneumonia bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum meliputi:
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini