"Kalau Lemuru di mana aja gampang, cara dapatnya gampang di pedagang sayur keliling itu pasti bawa ikan lemuru. Satu kertas sekitar setengah kilogram, ada yang seperempat kilo, isinya sekitar 8 itu cuma 4 ribu," ungkap perempuan lulusan Akademi Gizi Surabaya ini.
Menariknya, meski harganya murah tapi bukan berarti kandungan gizinya juga murahan. Ini karena menurut Ahli Gizi sekaligus Guru Besar Bidang Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ahmad Sulaeman mengatakan kandungan gizi ikan lemuru setara dengan ikan salmon, berkat kandungan lemak omega 3 yang penting untuk tubuh.
"Setara dengan salmon, Baik dari proteinnya, maupun dari kandungan DHA-nya, kemudian juga mineralnya. Kenapa harus salmon ketika ada yang jauh lebih murah. Di ikan lemuru itu yang sangat tinggi itu kandungan lemak esensial omega 3 ada eicosapentaenoic acid (EPA), ada dokosaheksaenoat acid (DHA)," jelas Prof. Ahmad.
Ia menambahkan, kandungan EPA dan DHA yang terkandung dalam ikan lemuru ini sangat baik untuk perkembangan otak dan mata anak, sehingga akan membantu perkembangan janin sejak dalam kandungan.
Bahkan ikan lamuru juga baik dikonsumsi ibu menyusui. Ini karena kandungan gizi dalam ikan lemuru, nantinya akan diserap bayi yang disusui lewat air susu ibu (ASI).
Keseruan Jelajah Gizi 2024 menelusuri kuliner lokal Banyuwangi
Jelajah Gizi 2024 menyuguhkan serangkaian perjalanan yang mengeksplorasi keunikan pangan lokal dengan membedah secara ilmiah kandungan nutrisi dari sajian kuliner
tradisional dan mengulik cerita nutrisi di balik pangan lokal Banyuwangi seperti Nasi Tempong, Rujak Soto, Pecel Rawon, Ayam Kesrut, Pecel Pitik.
Program ini juga mengajak peserta untuk mengunjungi Pabrik AQUA Banyuwangi, di mana peserta mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung bagaimana pabrik beroperasi serta teknologinya memungkinkan pengawasan dan pengendalian proses produksi secara real-time, sehingga meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
Pabrik AQUA Banyuwangi cukup Istimewa, karena sudah memiliki panel surya alias sinar matahari sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan. Apalagi Banyuwangi sebagai kota pesisir di ujung Timur Pulau Jawa punya sumber energi matahari yang melimpah, sehingga penerapan panel surya untuk operasional pabrik sangat ideal diterapkan.
Baca Juga: Salmon Kebanting! Ikan Lemuru Banyuwangi Punya Kandungan Setara, tapi Harga Lebih Murah
Sehingga pabrik ini bukan hanya menggunakan mata air berkualitas yang diambil dari sumber air dalam di kaki Gunung Raung, tapi juga memperhatikan keberlangsungan bumi dengan mengurangi sumber energi fosil.
Medical & Science Director Danone Indonesia, Dr.dr.Ray Wagiu Basrowi,MKK,FRSPH yang ikut hadir dalam rangkaian kegiatan Jelajah Gizi 2024 mengingatkan tentang ancaman hidden hunger alias lapar tersembunyi karena kekurangan zat gizi mikro yang bisa mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Gizi mikro alias mikronutrien adalah zat yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil tapi perannya sangat krusial alias vital agar metabolisme bisa bekerja maksimal. Contoh mikronutrien seperti zat besi, vitamin A, vitamin D, iodin, folat, zinc yang diukur dalam satuan miligram (mg), mikrogram (mcg), atau IU.
Hidden hunger ini bukan ditandai dengan kondisi fisik seperti tubuh pendek maupun busung lapar karena malnutrisi, tapi terlihat dari tubuh yang mudah lelah, sulit konsentrasi hingga mudah sakit. Apabila kondisi ini terus terjadi hingga dewasa dan memasuki usia produktif, maka kualitas SDM Indonesia bisa kalah saing dari negara lain.
Inilah sebabnya, kata Dr. Ray penting untuk memenuhi kebutuhan dasar zat mikro harian dengan pangan fortifikasi yaitu produk yang di dalamnya sudah ditambahkan zat, mineral yang kebutuhannya sangat vital bagi tubuh. Adapun contoh pangan fortifikasi seperti garam yang ditambahkan yodium hingga susu fortifikasi yang ditambahkan zat besi, vitamin C, vitamin A dan sebagainya.
Dr. Ray mengatakan zat besi jadi salah satu mikronutrien yang paling mudah difortifikasi, salah satunya melalui susu pertumbuhan seperti SGM Eksplor. Apalagi format susu fortifikasi ini juga tetap berbentuk pangan yang dikonsumsi sehari-hari, sehingga mudah diserap tubuh anak dibanding suplemen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah