Suara.com - Berita duka kembali menghampiri dunia hiburan Korea Selatan. Aktor Park Min Jae dilaporkan meninggal dunia di usia 32 tahun akibat henti jantung mendadak. Berikut adalah informasi lengkap terkait henti jantung Park Min Jae.
Mengutip dari Allkpop, Park Min Jae dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (29/11/2024) di China. Kabar ini disampaikan oleh adiknya melalui media sosial. Dalam unggahannya, sang adik berharap agar semua orang yang mengenal Park Min Jae dapat terus mengenangnya.
Agensi yang menaungi Park Min Jae, Big Title, turut menyampaikan rasa dukanya. Mereka mengungkapkan bahwa aktor tersebut sempat berpamitan untuk pergi ke China selama satu bulan sebelum kabar kepergiannya menyusul.
Meninggalnya Park Min Jae secara tiba-tiba mengejutkan banyak pihak. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi orang-orang terdekat dan komunitas penggemar yang setia.
Lantas, apa saja gejala henti jantung seperti yang dialami Park Min Jae, dan bagaimana cara pencegahannya? Simak informasinya berikut ini.
Apa Itu Henti Jantung?
Henti jantung mendadak, atau dikenal sebagai sudden cardiac arrest, merupakan kondisi di mana jantung secara tiba-tiba berhenti berdetak dan tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Keadaan ini dapat terjadi tidak hanya pada lanjut usia, tetapi juga pada orang yang masih berusia muda seperti Park Min Jae.
Henti jantung mendadak menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran dan mengalami gangguan pernapasan hingga berhenti bernapas. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan aktivitas listrik di jantung, yang mengakibatkan jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh.
Akibatnya, jika tidak segera ditangani, penderita berisiko mengalami kerusakan otak permanen bahkan kematian. Penanganan darurat seperti CPR (resusitasi jantung paru) dan pemberian kejut jantung sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca Juga: Heboh Idol Korea Pakai Kaos Bertuliskan Allah dan Muhammad, Ramai Dikecam Publik
Gejala Henti Jantung
Henti jantung mendadak sering terjadi tanpa tanda-tanda yang jelas. Namun, ada beberapa gejala yang mungkin muncul sebelumnya, yaitu sebagai berikut:
1. Tiba-Tiba Pingsan
Penderita bisa mendadak tidak sadarkan diri tanpa memberikan respons apa pun. Ini adalah gejala utama dari henti jantung mendadak.
2. Sulit Bernapas atau Berhenti Bernapas
Orang yang mengalami kondisi ini mungkin kesulitan bernapas, bernapas dengan suara tersengal-sengal, atau bahkan berhenti bernapas sama sekali.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?