Suara.com - Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K), dokter ahli saraf menjelaskan faktor penyebab dan risiko pecahnya pembuluh darah di otak.
Ia mengatakan bahwa pembuluh darah bisa pecah karena tekanan darah terlalu tinggi atau ada kelainan pada pembuluh darah.
"Pembuluh darah bisa pecah karena tekanan yang tinggi, sehingga tidak tahan dengan tekanan ini, sehingga dia pecah, atau memang pada dasarnya ada kondisi kelainan sudah tipis," katanya.
"Jadi kasus pecahnya pembuluh darah itu paling utama, kita harus tahu faktor risiko utamanya," sambungnya.
Ia mengibaratkan pembuluh darah seperti pipa yang berfungsi membawa cairan berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh bagian tubuh.
Pipa bisa mengembang dan berisiko pecah kalau tekanan cairan di dalamnya terlalu kuat, melampaui kemampuan pipa untuk menahannya.
Pembuluh darah bisa membengkak dan kemudian pecah pada pasien yang mengalami hipertensi menahun atau mendadak mengalami tekanan darah tinggi.
Menurut dia, dinding pembuluh darah yang tipis atau rapuh juga bisa menyebabkan pembuluh pecah.
"Pipa yang rapuh dan ini bisa dibawa secara genetik atau karena proses degeneratif atau penuaan. Di mana pipa jadi rapuh, sering pada orang tua tanpa tekanan darah tinggi, pipa rapuh dan gampang pecah," ujarnya.
Keparahan akibat pecahnya pembuluh darah pada otak bergantung pada tingkat pendarahan dan lokasi pendarahan terjadi.
"Volume darah makin banyak risiko kematian makin besar, tetapi juga lokasi penting. Pendarahan biasanya tidak banyak, tapi letaknya di batang otak jelas fatal," ucapnya.
"Jadi kematian itu bisa karena besar volumenya atau lokasinya, tidak semata-mata dari volumenya," tambahnya.
Dirinay menekankan pentingnya penerapan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, rutin melakukan aktivitas fisik, menjauhi alkohol dan rokok, serta menghindari stres untuk mencegah hipertensi.
Ia menyarankan individu berusia 40 tahun ke atas secara berkala mengukur tekanan darah agar bisa mendeteksi dini peningkatannya.
Berita Terkait
-
Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
FOMO: Penyakit Generasi Z yang Bikin Stres dan Kehilangan Diri Sendiri
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
Terkini
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah