Suara.com - Menurut informasi dari idibotawa.org, salah satu penyakit yang berbahaya bagi wanita adalah sifilis. Sejak tahun 2022, jumlah penderita sifilis di Indonesia mencapai 20.783 kasus. Tercatat sebanyak 12.484 kasus sifilis, jumlah ini semakin naik hingga 70% dalam lima tahun terakhir. Bakteri treponema pallidum adalah penyebab infeksi menular seksual (IMS).
Ikatan Dokter Indonesia Cabang Botawa menjelaskan bahwa sifilis merupakan sebuah. Penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika tidak diobati.
IDI Botawa juga menjelaskan bahwa penderita sifilis paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Provinsi dengan jumlah kasus sifilis tertinggi pada tahun 2022 adalah Papua, dengan 3.864 kasus. Provinsi-provinsi lain dengan jumlah kasus sifilis tinggi adalah Bali, Banten, dan Jawa Timur.
IDI selanjutnya melakukan penelitian terkait penyakit sifilis, apa saja penyebab seseorang mengidap penyakit sifilis kemudian rekomendasi obat yang dapat diberikan bagi penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya penyakit sifilis?
Dilansir dari laman https://idibotawa.org, penyakit sifilis, atau yang dikenal juga sebagai raja singa, adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Faktor penyebabnya meliputi:
1. Hubungan seksual tanpa pengaman
Alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan dan penyebaran penyakit menular seksual (PMS) adalah kondom. Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual meningkatkan risiko tertular sifilis, terutama jika pasangan tidak diketahui status kesehatannya.
2. Kontak dengan luka
Baca Juga: Ketum TP PKK Tinjau Bakti Sosial Kesehatan dan Pengobatan Gratis di Kabupaten Tangerang
Selain itu, penyakit sifilis juga dapat menular tanpa melakukan hubungan seksual jika seseorang bersentuhan langsung dengan luka atau lesi sifilis pada kulit atau selaput lendir penderita.
3. Penularan dari ibu ke bayi
Sifilis kongenital adalah penyakit yang menular dari ibu hamil ke janin selama kehamilan. Jika ibu menginfeksi janin sebelum kelahiran, kemungkinan bayi terkena penyakit tersebut meningkat.
4. Kondisi kesehatan yang melemahkan sistem imun
Penderita HIV/AIDS atau mereka dengan sistem imun yang lemah memiliki risiko lebih tinggi terkena sifilis dan infeksi lainnya. Penting bagi Anda untuk rutin cek kesehatan pada dokter untuk mencegah adanya berbagai penyakit, terutama sifilis.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati sifilis?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Botawa menjelaskan pengobatan sifilis umumnya dilakukan dengan menggunakan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk mengobati sifilis meliputi:
1. Penisilin
Penisilin adalah pengobatan utama untuk semua tahap sifilis dan sangat efektif dalam mengatasi infeksi ini. Untuk sifilis tahap awal, biasanya diberikan suntikan dosis tunggal. Untuk stadium lanjut atau laten, dosis tambahan mungkin diperlukan.
2. Tetracycline
Tetracycline adalah obat sifilis selanjutnya. Dosis yang diberikan dokter biasanya 500 mg empat kali sehari selama dua minggu untuk sifilis tahap awal, untuk stadium laten, dosisnya dapat diperpanjang. Namun obat ini tidak cocok untuk ibu hamil.
3. Azithromycin
Meskipun efektif, azithromycin tidak selalu menjadi pilihan utama dibandingkan penisilin sebagai obat sifilis. Dokter akan meresepkan dosis awal 2 gram secara oral untuk sifilis dini, untuk sifilis laten lanjut, 500 mg pada hari pertama, diikuti dengan 250 mg per hari selama empat hari.
Setelah pengobatan, penting bagi pasien untuk menjalani tes darah secara berkala untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh sepenuhnya. Selama proses pengobatan, disarankan agar pasien menunda aktivitas seksual sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.
Berita Terkait
-
Kenali Penyakit Kanker Serviks, IDI Borong Berikan Informasi Pengobatan
-
7 Pengobatan Ampuh untuk Mengatasi Masalah Kulit Kering yang Wajib Kamu Coba
-
Cegah Infeksi pada Ginjal, IDI Kota Bandar Lampung Memberikan Informasi Pengobatan
-
Cegah Abses Paru Sejak Dini, IDI Kota Bajawa Berikan Informasi Pengobatan
-
Kenali Penyakit Bintitan pada Mata, IDI Kota Tegal Berikan Informasi Pengobatan
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas