Suara.com - Selama ini, banyak masyarakat beranggapan bahwa sabun yang menghasilkan busa melimpah berarti lebih efektif membersihkan. Namun, penelitian terbaru membuktikan bahwa anggapan ini ternyata keliru. Lantas, apa sebenarnya hubungan antara busa sabun dengan kemampuannya membersihkan?
Busa sering dikaitkan dengan kebersihan karena memberikan kesan bahwa sabun sedang bekerja secara maksimal. Padahal, busa bukanlah indikator utama efektivitas pembersihan suatu sabun. Sabun membersihkan dengan cara mengikat kotoran dan minyak, lalu membawanya pergi saat dibilas dengan air. Hal ini tidak bergantung pada jumlah busa yang dihasilkan, melainkan pada formulasi bahan aktif dalam sabun tersebut.
Terkait hal ini, para ahli dermatologi menyatakan bahwa busa sebenarnya hanya efek samping dari proses pembersihan, bukan indikator utama efektivitas sabun.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sabun yang menghasilkan sedikit busa pun bisa sangat efektif untuk membersihkan badan dari bakteri, kuman dan kotoran, selama sabun busa tersebut mengandung surfaktan yang tepat. Sebaliknya, sabun berbusa banyak belum tentu lebih bersih.
SLS dan SLES: Penyebab Busa Melimpah yang Perlu Diwaspadai
Busa yang berlebihan pada sabun umumnya berasal dari bahan kimia seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Sodium Laureth Sulfate (SLES). Meski efektif menghasilkan busa, kedua bahan ini menyimpan potensi risiko:
Iritasi Kulit
SLS dikenal sebagai bahan yang keras dan dapat menghilangkan minyak alami kulit. Penyebabnya karena SLS bisa menghilangkan minyak alami kulit, sehingga kulit menjadi kering dan kasar. Selain itu juga memperburuk gejala dan menyebabkan reaksi alergi pada orang dengan kulit sensitif atau kondisi kulit seperti dermatitis.
Pemicu Reaksi Alergi
Baca Juga: 3 Cleanser untuk Pria, Ampuh Bersihkan Kulit dari Kotoran Tanpa Ketarik
Produk sabun berbusa tinggi sering kali mengandung pewangi dan pengawet sintetis yang dapat menyebabkan dermatitis kontak atau alergi kulit. SLS dapat memicu alergi karena dapat merusak lapisan kulit dan iritasi. Reaksi alergi ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki riwayat alergi atau kulit sensitif. Alasan lainnya yakni SLS dapat menghilangkan minyak alami kulit, sehingga kulit menjadi kering dan kasar, memperburuk gejala kulit sensitif atau dermatitis, enyebabkan iritasi pada kulit, seperti kemerahan, gatal, dan mengelupas hingga menyebabkan pecah-pecah di sudut mulut dan sariawan.
Dampak Buruk bagi Lingkungan
SLS sulit terurai secara alami, sehingga residunya dapat mencemari lingkungan dan membahayakan ekosistem perairan. SLS dapat berdampak buruk bagi lingkungan, terutama ekosistem air. Alasannya, karena SLS dapat mencemari lingkungan karena terbawa saat membilas produk yang mengandungnya
Studi Membuktikan: Banyak Busa Tidak Sama dengan Lebih Bersih
Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Academy of Dermatology (2019) menyatakan bahwa tidak ada hubungan langsung antara banyaknya busa dan tingkat kebersihan. Justru, sabun dengan busa berlebihan sering kali mengandung bahan kimia keras yang berpotensi merusak kulit dan lingkungan.
Rekomendasi Sabun yang Lebih Aman
Berita Terkait
-
Muncul Tren Skincare Pakai Sabun Cuci Piring, Amankah untuk Kulit? Ini Kata Ahli
-
KKN Unila Adakan Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Ekonomis di Desa Pagar Buana Lampung
-
Tanpa Alkohol! 4 Gentle Toner untuk Kulit Sensitif dan Mudah Iritasi
-
Lembut dan Aman! 4 Face Wash Non-SLS Pilihan untuk Kulit Sensitif
-
3 Cleanser untuk Pria, Ampuh Bersihkan Kulit dari Kotoran Tanpa Ketarik
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan