Suara.com - Kehidupan modern saat ini tak bisa dilepaskan dari digitalisasi. Mulai dari bekerja, belajar, berbelanja, hingga bersosialisasi, semua bisa dilakukan dalam genggaman tangan hanya dengan bantuan gadget—baik itu smartphone, laptop, maupun tablet.
Era digital memang memberikan kemudahan luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan, namun ada sisi lain yang sering kali luput dari perhatian, dampak kesehatan, khususnya pada leher dan tengkuk.
Tanpa disadari, kebiasaan menunduk terlalu lama saat menggunakan gadget bisa memberikan tekanan berlebih pada otot leher. Posisi tubuh yang salah, apalagi dilakukan berulang setiap hari, bisa memicu gangguan otot dan saraf yang serius.
Salah satunya adalah nyeri tengkuk, keluhan yang semakin sering muncul seiring meningkatnya waktu layar (screen time) masyarakat urban.
Menurut dr. Inge Jiemesha, Sp.KFR, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik di Bethsaida Hospital Gading Serpong, posisi tubuh yang tidak ideal saat menggunakan gadget dapat menyebabkan ketegangan otot leher yang berlebihan.
“Jika dibiarkan, nyeri akan menjadi kronis dan mengganggu aktivitas harian,” ungkapnya. Kondisi ini bukan hanya membuat tidak nyaman, tapi juga bisa memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup seseorang.
Pencegahan: Langkah Sederhana, Hasil Luar Biasa
Untungnya, nyeri tengkuk dapat dicegah dengan beberapa penyesuaian sederhana dalam kebiasaan sehari-hari. Berikut beberapa tips pencegahan yang dapat Anda terapkan:
- Hindari posisi menunduk terlalu lama. Posisi kepala yang terlalu condong ke depan dapat menambah beban hingga lima kali lipat pada leher.
- Gunakan keyboard eksternal. Saat bekerja dengan laptop lebih dari 30 menit, gunakan keyboard dan mouse eksternal agar layar bisa diletakkan sejajar dengan tinggi mata.
- Gunakan penyangga laptop. Alat ini sangat berguna untuk menjaga posisi layar sejajar dengan mata, sehingga leher tidak terbebani.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda bisa menjaga kesehatan leher meski tetap aktif secara digital.
Baca Juga: 5 Manfaat Ginseng Jawa untuk Vitalitas yang Jarang Kamu Tahu
Sudah Terlanjur Nyeri? Jangan Panik
Jika nyeri tengkuk sudah mulai terasa, ada beberapa langkah awal yang bisa dilakukan untuk meredakannya:
- Istirahat sejenak dari penggunaan gadget.
- Gunakan obat pereda nyeri dan pelemas otot, baik oles maupun minum.
- Lakukan peregangan ringan secara rutin, terutama di area leher dan bahu.
Namun, jika keluhan tak kunjung reda, langkah terbaik adalah segera berkonsultasi dengan dokter spesialis. Di Poli Rehabilitasi Medik Bethsaida Hospital Gading Serpong, Anda bisa mendapatkan penanganan yang menyeluruh dan profesional.
Teknologi Canggih untuk Solusi Nyeri
Bethsaida Hospital menyediakan berbagai terapi modern untuk menangani nyeri tengkuk dan gangguan muskuloskeletal lainnya. Beberapa layanan yang tersedia antara lain:
- Terapi panas atau dingin
- Elektroterapi
- Massage terapi
- Laser terapi
- Shockwave terapi
- Terapi latihan
- Terapi Sling (Redcord®) – teknologi terapi dari Norwegia yang dirancang untuk mengembalikan fungsi otot dan sendi secara efektif
Tak hanya itu, Bethsaida Hospital juga menghadirkan Terapi Robotik, sebuah inovasi rehabilitasi yang memanfaatkan teknologi untuk mempercepat proses pemulihan pasien.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi