5. Dokumentasikan dan Laporkan Kejadian
Jika mengalami atau menyaksikan tindakan yang mencurigakan, catat detail kejadian, termasuk waktu, tempat, dan identitas pelaku. Laporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang, seperti manajemen rumah sakit, polisi, atau lembaga bantuan hukum.
Dokumentasi yang lengkap dapat membantu proses investigasi dan mencegah kejadian serupa di masa depan .
6. Kenali Batasan Pribadi dan Tegas Menolak
Setiap individu memiliki hak atas batasan pribadi. Jika merasa tidak nyaman dengan tindakan atau permintaan tertentu selama pemeriksaan, sampaikan penolakan dengan tegas. Mengkomunikasikan batasan secara jelas dapat mencegah tindakan yang tidak diinginkan.
7. Percayai Insting dan Cari Bantuan
Jika merasa ada yang tidak beres selama atau setelah pemeriksaan, percayai insting Anda. Segera cari bantuan dari orang terpercaya atau lembaga yang dapat memberikan dukungan, seperti Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) atau lembaga bantuan hukum .
8. Edukasi Diri dan Orang Terdekat
Meningkatkan kesadaran tentang hak-hak pasien dan tindakan pencegahan pelecehan seksual penting untuk diri sendiri dan orang terdekat. Diskusikan topik ini dalam lingkungan keluarga atau komunitas untuk saling mengingatkan dan melindungi.
Baca Juga: Viral! Pria Cabuli Remaja di CSB Mall Cirebon, Sempat Diamuk Massa
9. Manfaatkan Layanan Konsultasi Online
Jika merasa ragu atau tidak nyaman untuk konsultasi langsung, pertimbangkan menggunakan layanan konsultasi medis online. Platform seperti Halodoc atau KlikDokter menyediakan layanan konsultasi dengan dokter yang dapat membantu menjawab pertanyaan atau kekhawatiran Anda.
10. Simpan Bukti dan Cari Dukungan Psikologis
Jika menjadi korban pelecehan, simpan bukti yang ada dan pertimbangkan untuk mencari dukungan psikologis. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat membantu proses pemulihan dan memberikan strategi untuk menghadapi trauma .
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, pasien dapat melindungi diri dari risiko pelecehan seksual selama pemeriksaan medis. Kesadaran, komunikasi, dan tindakan proaktif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan medis yang aman dan profesional.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental