Suara.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkap 5 tempat uji klinik vaksin tuberkulosis (TBC) kerja sama Bill Gates di Indonesia. Di mana saja, dan apa saja ya manfaat Indonesia jadi tempat uji klinik fase 3 vaksin M72/AS01E-4 alias vaksin M72?
Dalam konferensi pers pada Kamis, (15/5/2025) lalu Taruna mengatakan vaksin M72 adalah vaksin tuberculosis recombinant fusion protein yang dikembangkan oleh GlaxoSmithKline Biologicals, SA (GSK).
Adapun sentra uji klinik fase 3 vaksin tuberkulosis yaitu Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, RS Universitas Indonesia, Research Center for Care and Control of Infectious Disease (RC3ID) Universitas Padjadjaran, RS Islam Jakarta Cempaka Putih, dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sebanyak 2.095 orang di Indonesia bakal jadi subjek uji klinik oleh PT Bio Farma sebagai peneliti. Rencananya ada 20.000 orang di seluruh dunia yang bakal jadi target uji klinik. Selain di Indonesia, penelitian ini juga dilakukan di Vietnam, Afrika Selatan, Malawi, Kenya, Mozambik, dan Zambia.
Sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis atau TBC terbanyak kedua di dunia, kata Taruna Indonesia bakal dapat keuntungan dengan lebih mudahnya mengendalikan TBC di Tanah Air yang sudah menjadi penyakit laten.
"Apa untungnya bagi Indonesia? Berdasarkan epidemiologi, penyakit TB terbesar kedua di dunia adalah Indonesia, setelah India. Artinya, rakyat Indonesia sangat butuh pengobatan TBC. Kita butuh variasi pengobatan baru, dengan penemuan ini, dampaknya akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” lanjutnya.
Di sisi lain, sebelum memasuki uji klinis vaksin TBC fase 3, vaksin ini juga sudah lebih dulu melalui proses peer-review oleh tim independen dari Komite Nasional Penilai Obat (KOMNAS Penilai Obat) yang telah mengamati secara saksama terhadap hasil uji pra-klinik serta uji klinik fase 1 dan 2.
"Dari hasil evaluasi tersebut, maka tim independen berdasarkan keilmuannya melaporkan hasil rekomendasi kepada BPOM, bahwa [vaksin M72] telah memenuhi semua unsur-unsur persyaratan, baik etik, saintifik, dan keamanan dari vaksin tersebut,” tambah Taruna.
Perlu diketahui, menurut situs CDC disebutkan uji klinis fase 3 untuk vaksin adalah tahap pengujian vaksin cakupannya diperluas antara 1.000 hingga 3.000 orang. Pada tahap ini peneliti nantinya akan mengonfirmasi seberapa baik vaksin bekerja, memantau efek samping yang umum dan kurang umum, serta mengumpulkan informasi untuk mendukung penggunaan yang aman pada manusia.
Baca Juga: BPOM Dukung TNI Produksi Obat: Kita Awasi Prosesnya
Sebelum fase 3, demi keamanan vaksin juga akan lebih dulu menjalani uji klinis tahap 1 yaitu diberikan pada kelompok kecil, antara 20 hingga 100 orang untuk melihat seberapa aman vaksin diberikan pada manusia, serta melihat efek samping dan memantau respons kekebalan tubuh.
Selanjutnya uji klinis tahap 2 yaitu pada 100 hingga 300 orang dengan usia dan kesehatan fisik tertentu untuk mewakili populasi. Di fase ini akan dilihat keselamatan tambahan dan risikonya.
Setelah uji klinis fase 3 selesai, barulah tahap 4 yaitu persetujuan FDA, vaksin ini dinyatakan bisa digunakan pada masyarakat umum.
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Biasanya menyerang paru-paru, namun dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.
Sebagai catatan, Indonesia jadi negara pemilik kasus TBC terbanyak kedua setelah India, yaitu 1.060.000 kasus TBC dengan memakan korban jiwa 134.000 setiap tahunnya. Ini artinya, di Tanah Air terdapat 17 orang meninggal karena tuberkulosis setiap jam-nya.
Meski sudah jadi penyakit laten, pengendalian tuberkulosis di Indonesia masih saja belum berhasil, padahal pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC tapi hasilnya belum memuaskan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!