Suara.com - Kelahiran anak merupakan momen yang sangat dinantikan oleh setiap orang tua. Namun, bagi sebagian calon orang tua, ada kekhawatiran terkait kondisi kesehatan janin, termasuk risiko kelainan genetik seperti down syndrome.
Dalam konteks inilah diagnosis prenatal menjadi langkah penting yang tak hanya memberikan kepastian medis, tetapi juga harapan dan perencanaan terbaik bagi masa depan anak.
Down syndrome adalah salah satu kelainan kromosom paling umum yang terjadi akibat kelebihan kromosom 21.
Kondisi ini berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak, namun dengan penanganan tepat sejak dini, anak dengan down syndrome tetap dapat tumbuh dengan kualitas hidup yang baik.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa kondisi ini dapat dideteksi sejak masa kehamilan.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fetomaternal di Women’s Health Center Bethsaida Hospital, dr Reza Tigor Manurung, Sp.OG, Subsp.KFM, menjelaskan bahwa diagnosis prenatal berperan penting dalam mendeteksi potensi kelainan pada janin, termasuk down syndrome.
“Diagnosis prenatal merupakan langkah penting bagi calon orang tua untuk memastikan kondisi kesehatan janin sejak dini,” kata dr Reza dikutip dari ANTARA pada Rabu (21/5/2025).
Menurutnya, kemajuan teknologi medis saat ini memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelainan kromosom jauh sebelum bayi lahir.
Dalam hal ini, diagnosis prenatal bukan sekadar prosedur medis, tetapi juga sebuah bentuk kesiapan emosional dan logistik dari orang tua untuk memberikan yang terbaik bagi anak.
Baca Juga: 7 Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil Rekomendasi Tasya Farasya
“Diagnosis prenatal bukan hanya tentang mendeteksi masalah, tetapi juga memberikan kesempatan bagi calon orang tua untuk merencanakan yang terbaik,” tambah dr Reza.
Down syndrome, yang dapat terdeteksi melalui diagnosis prenatal, adalah salah satu dari beberapa kelainan kromosom yang dapat diketahui lebih awal. Selain itu, kondisi seperti cacat jantung, spina bifida, dan cystic fibrosis juga bisa dideteksi lewat pemeriksaan ini.
Ada berbagai tahapan pemeriksaan diagnosis prenatal, masing-masing memiliki waktu ideal untuk dilakukan guna memperoleh hasil yang lebih akurat.
Salah satu metode yang dapat membantu mendeteksi risiko down syndrome adalah tes skrining pada trimester pertama, yang dilakukan pada usia kehamilan 11 hingga 13 minggu. Tes ini menilai risiko kelainan kromosom termasuk trisomi 21 (down syndrome).
Selain itu, teknologi terbaru seperti Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT) kini juga banyak digunakan. Tes ini dapat dilakukan sejak usia kehamilan 10 minggu dengan hanya mengambil sampel darah ibu.
DNA janin yang terdapat dalam darah ibu dianalisis untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan kromosom. Dengan tingkat akurasi yang tinggi, NIPT menjadi salah satu metode skrining yang sangat direkomendasikan terutama bagi ibu hamil berisiko tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital