Prosedur diagnosis lainnya seperti amniosentesis dan Chorionic Villus Sampling (CVS) digunakan untuk konfirmasi lebih lanjut apabila hasil skrining menunjukkan risiko tinggi. Amniosentesis dilakukan setelah usia kehamilan 15 minggu, sedangkan CVS dilakukan lebih awal, yakni pada usia 10 hingga 13 minggu.
Meskipun demikian, dr Reza menekankan bahwa setiap metode memiliki manfaat dan keterbatasannya masing-masing. Oleh karena itu, penting bagi calon orang tua untuk berdiskusi secara terbuka dengan dokter mengenai pilihan pemeriksaan yang sesuai.
"Keputusan untuk menjalani diagnosis prenatal sangat personal dan bergantung pada banyak faktor," katanya.
Ia menambahkan bahwa kondisi tertentu seperti usia ibu di atas 35 tahun, riwayat keluarga dengan kelainan genetik, atau adanya temuan tidak normal dalam USG, menjadi indikator yang membuat diagnosis prenatal semakin penting.
"Risiko dan manfaat dari setiap pemeriksaan perlu dipertimbangkan dengan matang," lanjutnya.
Selain akurasi tes, calon orang tua juga perlu memahami potensi hasil positif palsu atau negatif palsu, serta dampak psikologis yang mungkin timbul dari proses pemeriksaan ini.
Dalam hal ini, konseling genetika dapat menjadi langkah pendamping yang sangat berguna untuk membantu orang tua membuat keputusan yang tepat.
Diagnosis prenatal tidak hanya menjadi pintu masuk untuk deteksi dini, tetapi juga sebagai bentuk kesiapan menyambut anak dengan segala kondisi yang mungkin dimilikinya.
Dalam konteks down syndrome, diagnosis dini membuka jalan bagi intervensi yang lebih cepat, edukasi bagi keluarga, serta penyiapan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.
Baca Juga: 7 Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil Rekomendasi Tasya Farasya
Dengan pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, calon orang tua kini memiliki lebih banyak pilihan dan kendali dalam menentukan langkah terbaik untuk masa depan buah hatinya—termasuk jika mereka dikaruniai anak dengan down syndrome.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!