- Penguatan sistem evakuasi dan peringatan dini yang menyasar keluarga dengan bayi dan balita.
- Pembangunan rumah tahan badai, minimal dengan standar atap kokoh dan sistem sanitasi yang baik.
- Integrasi respons bencana dalam sistem kesehatan anak, termasuk posyandu dan layanan ibu hamil.
- Pemetaan risiko dan dukungan berbasis data, seperti yang dilakukan oleh beberapa pemerintah lokal di Filipina dan Bangladesh.
Mengapa Ini Penting untuk Indonesia?
Meskipun Indonesia tidak termasuk dalam tujuh negara yang diteliti, pelajaran dari studi ini sangat relevan. Sebagai negara yang kerap dilanda bencana hidrometeorologi seperti badai tropis, banjir, dan gelombang panas, sistem perlindungan terhadap anak dan ibu hamil menjadi prioritas adaptasi iklim nasional.
Pemerintah dan lembaga kemanusiaan di Indonesia dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk mengembangkan kebijakan lebih inklusif dan proaktif dalam menghadapi risiko bencana berbasis iklim.
Seperti diungkap Wagner, “Untuk melindungi anak-anak dari ancaman iklim, kita perlu memahami bukan hanya di mana risiko itu paling tinggi, tapi juga mengapa beberapa tempat mampu bertahan lebih baik.”
Dengan memperkuat sistem kesehatan anak dan respons bencana secara lokal, kita bisa menekan risiko dan menjamin bahwa generasi mendatang tumbuh dalam kondisi yang lebih aman—meski di tengah iklim yang berubah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif