Suara.com - Kementerian Kesehatan RI melansir data adanya peningkatan jumlah penderita penyakit menular seksual (IMS) jenis sifilis alias 'raja singa' di kalangan anak muda.
Peningkatan jumlah penderita sifilis itu menunjukkan Indonesia tengah menghadapi darurat kesehatan masyarakat yang mengkhawatirkan.
Menurut data resmi Kemenkes, dalam periode Juni hingga Maret 2025 saja, tercatat ada 10.681 kasus sifilis dini dan 8.336 kasus sifilis. Total terdapat 19.017 orang yang menderita.
Angka ini menegaskan bahwa 'raja singa' bukan lagi ancaman yang jauh, melainkan sudah berada di depan mata.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, Ina Agustina, menyatakan bahwa sifilis kini menjadi momok utama dalam peta infeksi menular seksual di tanah air, mengalahkan penyakit lainnya.
"Sebanyak 48 persen dari IMS di Indonesia itu, didominasi oleh penyakit sifilis. Kasusnya banyak terjadi pada usia muda," kata Ina dalam konferensi pers daring Temu Media Program HIV dan Infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan, Jumat (20/6/2025).
Pernyataan ini menggarisbawahi dominasi sifilis yang mencapai hampir separuh dari seluruh kasus IMS yang dilaporkan.
Situasi ini diperparah dengan fakta bahwa lonjakan kasus yang signifikan selama tiga tahun terakhir paling banyak menyasar kelompok usia 15 hingga 19 tahun.
Generasi muda yang seharusnya menjadi tulang punggung masa depan bangsa kini berada dalam pusaran risiko penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan organ permanen jika tidak ditangani dengan serius.
Baca Juga: Jemaah Haji Lansia dari Indonesia Rentan Patah Tulang, KKHI Minta Jemaah Muda Lebih Peduli
Akar Masalah: Kurangnya Edukasi dan Akses Kesehatan
Kementerian Kesehatan mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menjadi bahan bakar penyebaran sifilis yang masif ini.
Pertama, kurangnya pengetahuan yang komprehensif mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi.
Banyak anak muda yang tidak memahami risiko dari aktivitas seksual yang mereka lakukan.
Kedua, perilaku seksual yang tidak aman, seperti berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan pengaman, menjadi pintu masuk utama bagi bakteri penyebab sifilis.
Ketiga, akses yang minim terhadap layanan kesehatan reproduksi yang ramah remaja membuat banyak kasus tidak terdeteksi dan tidak tertangani sejak dini.
Berita Terkait
-
Jemaah Haji Lansia dari Indonesia Rentan Patah Tulang, KKHI Minta Jemaah Muda Lebih Peduli
-
Jadi Penyebab Utama Kematian, AstraZeneca dan Kemenkes RI Fokus Tangani Penyakit Tidak Menular
-
Guru Besar Kedokteran Ramai-ramai Protes Menkes, Pakar Ingatkan Kembali ke Tujuan Bersama
-
Guru Besar UNPAD Geram: Kebijakan Kemenkes Cederai Pendidikan Kedokteran dan Pelayanan Kesehatan!
-
Guru Besar UNPAD Gugat Kebijakan Menkes: Sistem Kesehatan Nasional Terancam Runtuh
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia