Suara.com - Ketika bencana alam terjadi, seperti letusan gunung berapi, perhatian kita sering kali tertuju pada evakuasi, logistik, dan penanganan darurat. Namun, ada satu kebutuhan penting yang kerap luput dari sorotan: perlindungan pernapasan.
Abu vulkanik yang tersebar di udara tidak hanya membuat lingkungan menjadi gelap, tapi juga membawa risiko serius bagi kesehatan, terutama saluran pernapasan.
Dalam situasi ini, masker medis bukan sekadar perlengkapan tambahan, melainkan pelindung vital yang harus dimiliki setiap orang di area terdampak.
Melihat urgensi ini, Worcas Group bergerak cepat merespons letusan kedua Gunung Lewotobi dengan menyalurkan 8.200 kotak masker medis kepada warga terdampak.
Melalui program Worcas Peduli, perusahaan menunjukkan komitmennya dalam mendukung perlindungan kesehatan masyarakat di tengah situasi darurat.
Bantuan ini tidak hanya mencerminkan empati, tapi juga bentuk nyata dari tanggung jawab sosial yang berdampak langsung pada keselamatan warga.
Masker medis berfungsi sebagai penghalang utama antara saluran pernapasan dan partikel berbahaya di udara, seperti abu vulkanik, debu halus, dan zat kimia yang terbawa angin.
Paparan abu vulkanik secara terus-menerus dapat menyebabkan iritasi, batuk, gangguan napas, hingga memperparah kondisi bagi penderita asma atau penyakit paru lainnya.
Maka dari itu, distribusi masker secara cepat dan merata menjadi langkah preventif yang sangat krusial dalam mitigasi bencana.
Baca Juga: Operasi Modifikasi Cuaca Dilakukan untuk Antisipasi Banjir di Jabodetabek
“Kami sangat prihatin atas bencana erupsi ini, dan berharap bantuan masker ini bisa membantu melindungi kesehatan pernapasan warga, terutama anak-anak dan lansia yang paling rentan terhadap paparan abu vulkanik,” ujar Roysevelt, Direktur Worcas Group.
Oleh karena itu, bekerja sama dengan BNPB dan relawan lokal, mereka memastikan bahwa bantuan masker ini sampai langsung ke titik-titik yang paling membutuhkan.
Tidak hanya sebagai penyedia produk kesehatan, Worcas juga membuktikan perannya sebagai bagian dari komunitas yang tanggap dan peduli terhadap krisis kemanusiaan.
Ini sekaligus menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di tengah bencana, solidaritas dan tindakan cepat bisa menyelamatkan banyak nyawa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter