Suara.com - 25 Juli diperingati sebagai World IVF Day atau Hari Bayi Tabung Sedunia, hari yang menandai momen penting dalam sejarah teknologi reproduksi berbantuan (ART).
Sejak kelahiran bayi tabung pertama pada 1978, lebih dari 6 juta bayi telah lahir berkat kemajuan teknologi ini.
Namun, bagi banyak pasangan di Indonesia, mimpi untuk memiliki anak lewat program bayi tabung masih terhalang biaya, keterbatasan informasi, dan kurangnya dukungan emosional selama proses pengobatan.
Data dari Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat bahwa 10–15% pasangan menghadapi masalah infertilitas.
Sementara itu, angka kelahiran nasional terus menurun, dari 3,10 pada 1990 menjadi 2,15 di tahun lalu. Hal ini menandakan urgensi untuk memperluas akses layanan fertilitas yang berkualitas dan inklusif bagi masyarakat luas.
PT Merck Tbk kembali menegaskan komitmennya dalam memperluas akses layanan fertilitas di Indonesia.
Tak hanya menghadirkan solusi berbasis teknologi Assisted Reproductive Technology (ART), Merck juga mengedepankan keterjangkauan dan pendekatan yang berpusat pada pasien, sebagai bagian dari upaya mendorong rasio populasi yang sehat demi masa depan ekonomi yang lebih baik.
Evie Yulin, President Director PT Merck Tbk, mengatakan bahwa lebih dari 6 juta bayi telah lahir di seluruh dunia berkat teknologi ART yang dikembangkan dan didukung oleh Merck.
Merck percaya bahwa fertilitas adalah hak semua orang. Untuk itu, berbagai inisiatif dilakukan demi menjembatani tantangan biaya, mulai dari kemitraan dengan pemangku kepentingan hingga mendorong inklusi asuransi.
Tujuannya, agar lebih banyak pasangan bisa mengakses layanan fertilitas tanpa terbebani secara finansial.
Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Pusat Fertilitas Asia Tenggara? Intip IMWTE & IVF Festival 2025 di Surabaya!
Menurut Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG, Subsp. FER, MPH, FRANZCOG (Hons), FICRM, Ketua Umum PP POGI, teknologi dan keahlian IVF di Indonesia sudah sangat mumpuni.
"Tantangan kita sekarang adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan ini. IVF bukan sekadar teknologi, tapi soal membangun rasa percaya dan kenyamanan bagi pasien,” katanya.
Merck juga menekankan pentingnya pendekatan berbasis pasien dengan menghadirkan alat komunikasi untuk mempermudah dokter menjelaskan proses IVF secara transparan.
Selain itu, Merck menyediakan alat survei untuk memahami tantangan emosional dan logistik yang dihadapi pasien selama program berlangsung—agar perbaikan layanan bisa lebih tepat sasaran.
Ketua PERFITRI, Prof. Dr. dr. Hendy Hendarto, SpOG, Subsp. FER, menyatakan bahwa kini sudah saatnya sudut pandang layanan fertilitas bergeser ke pendekatan yang lebih empatik.
“Pasien butuh komunikasi yang jelas dan dukungan emosional, karena keberhasilan IVF bukan hanya soal hasil, tapi juga soal perjalanan,” jelasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia