Suara.com - Ketua DPW PAN Jawa Timur Ahmad Rizki Sadig membeberkan persoalan kegagalan partainya untuk memajukan nama Erick Thohir menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Partai berlambang matahari itu disebutnya tidak mempersoalkannya.
"(Sakit hati) Ya nggak lah, ini kan soal garis tangan juga kayak gini," ungkap Rizki Sadig seperti dikutip dari kanal Youtube Total Politik.
Meski begitu, dia sendiri tidak mengetahui secara pasti apakah yang bersangkutan, dalam hal ini Erick Thohir, merasa sakit hati.
Namun dia menyebut, hubungan antara Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Prabowo Subianto dan Erick Thohir masih terlihat baik-baik saja, tatkala bertemu ketika perayaan Hari Santri Nasional.
"Ya tanya sama Pak Erick-nya, tapi kalau kita lihat kan ketemu juga sama Pak Zul di hari santri, ketemu Pak Prabowo ketawa-ketawa aja beliau ini,"
Menurutnya, seorang politisi apabila memakai batasan dalam berpolitik maka termasuk orang yang mudah terbawa perasaan.
Sementara, apabila seorang politisi membawa perasaan dalam proses perjuangan politik maka hasilnya cepat mati dan tidak tumbuh lagi.
"Kalau orang politisi ya kalau pakai dibatesin (sakit hatinya) masuk kategori baper," ucapnya.
Baca Juga: Bacakan Puisi 'Kepada Orang yang Baru Patah Hati', Cak Imin Sindir Sandiaga Gagal Jadi Cawapres?
"Kalau politisi terlalu membawa perasaan di dalam proses perjuangan yang dia capai, dalam hasil akhirnya dia bawa perasaan ya cepet mati dan nggak tumbuh-tumbuh lagi."
Dia juga menyebut sosok Sandiaga Uno yang lebih memilih berpindah partai ke PPP.
Dia menilai, kepindahan Sandiaga ke PPP sangat jelas memperlihatkan harapannya bisa dipilih menjadi cawapres di koalisi saat ini.
"Walaupun mungkin salah perhitungan itu, pasti dia sudah menghitung segala sesuatunya kan. Ya karena kelihatan banget dia, jelas pindah kan berarti harapannya kan jelas," jelasnya.
Menurutnya, Sandiaga yang merupakan pendatang baru di salah satu partai politik di koalisi tentu tidak mudah meyakinkan semua pihak. Apalagi dalam koalisi tersebut ada partai politik yang dominan yakni PDIP.
"Pertama beliau pendatang baru di salah satu partai politik koalisi. Di koalisi itu juga ada partai politik yang dominan PDI Perjuangan. Ya tentu meyakinkan semua pihak tidak mudah."
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024